Mohon tunggu...
Hariman A. Pattianakotta
Hariman A. Pattianakotta Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Penyuka musik

Bekerja sebagai Pendeta dan pengajar di UK. Maranatha

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Tak Ada Protokol Covid-19 di Pelabuhan Yos Sudarso dan KM Nggapulu

2 Desember 2020   13:00 Diperbarui: 2 Desember 2020   13:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Tanggal 1 Desember 2020. Terjebak dalam kerumunan penumpang yang hendak naik KM. Nggapulu di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.

Saya tiba di pelabuhan sekitar pukul 23.00 WIT. Seorang buru pelabuhan membantu saya menenteng beberapa barang ke atas kapal.

Sedikit kaget melihat kerumunan. Ternyata, itu adalah kerumunan penumpang yang bakal naik KM. Nggapulu. Saya berkeluh dalam hati, "bagaimana Ambon tidak zona merah Covid-19 kalau penanganan penumpang seperti ini?"

Ada beberapa petugas yang mengecek surat-surat, seperti hasil rapid bebas Covid-19. Namun, semua berjalan asal saja.

Saya sempat menyampaikan kepada salah satu petugas: "Ini bukan mencegah Covid-19, tetapi mengundang Covid. Harusnya bisa di atur antriannya."

Petugas tersebut menjawab saya: Begitulah pak. Masyarakat seng (tidak) mau antri, ya begini. Kalau bapak mau bicara untuk masyarakat supaya mereka teratur, silahkan saja."

Mendengar jawaban seperti itu, emosi saya langsung merambat ke ubun-ubun. Untunglah saya masih bisa menahan diri. Petugas tersebut dan tim Covid-19 bersama petugas pelabuhan jelas tidak becus. Mereka tidak bisa mengatur calon penumpang. Ujungnya, mereka malah menyalahkan penumpang yang memang perlu diajar untuk tertib.

Tidak ada petunjuk dan petugas yang mengarahkan para calon penumpang ketika datang.  Para petugas ini tidak lebih dari robot yang hanya berdiri mematung memandangi kerumunan. Bahkan, mungkin para petugas ini lebih buruk dari robot. Mereka melakukan pekerjaan tanpa panggilan hati.

Melihat kondisi tersebut, hati saya makin berdebar.  Ini perjalanan laut dengan kapal Pelni setelah sekian purnama. Saya sering mendengar informasi bahwa konon pelayanan kapal Pelni sudah bagus, sehingga saya pun antusias menempuh rute ini. Melihat situasi di pelabuhan yang amburadul, hati mulai menggumam tanya, bagaimana nanti di kapal?

Setelah lolos dari kerumunan, saya melangkah menuju kapal. Saya menyampaikan kepada bapak yang membantu saya untuk menuju ke dek kapal sesuai yang tertera di tiket saya. Namun, menurut beliau, tidak apa tidak sesuai, karena Covid. Lho, bukannya karena Covid maka harus lebih tertib lagi? "Iya sih, tetapi sekarang tidak begitu. Bebas saja cari tempat tidur".

Saya pun makin galau. Dan, benar saja, tidak ada standar protokol Covid-19 di dalam kapal juga. Penumpang bebas saja nyari tempat tidur yang tidak disemprot petugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun