Mohon tunggu...
Hari Dewanto
Hari Dewanto Mohon Tunggu... Administrasi - DEWA HIPNOTIS

I am a professional trainer and happiness trance-former (happiness provocation) who willing to make Indonesia happier

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kalau Gagal Gimana?

18 Juni 2018   19:11 Diperbarui: 18 Juni 2018   19:12 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini cerita sederhana tentang tim saya yang terjadi beberapa waktu yang lalu, ketika saya masih menjadi Sales Manager di sebuah perusahaan farmasi. Dia galau menghadapi ujian kenaikan jabatan (assessment). Tidur jadi tak nyenyak. Makanpun terasa tak enak. Dia menemui saya untuk sekedar curcol. Setelah basa basi ini itu kesimpulan dari kegalauannya adalah "Kalau saya gagal gimana Pak?".

Alih-alih menjawab pertanyaannya dan memberikan tips agar lulus ujian,  saya justru balik tanya "Kalau Anda LULUS  gimana?" (dengan tekanan pada kata lulus). Sejenak dia bengong dan kaget dengan pertanyaan balik dari saya. Dia mengharapkan bantuan kok malah ditanya balik. Saya lanjutkan serangan itu,

"lya,  saya gak main-main dengan pertanyaan saya. Coba bayangkan kalau LULUS kira-kira apa yang mesti Anda LAKUKAN?"

Dhueng,  seperti baru terantuk palu Thor di kepalanya dia cengar cengir sambil garuk kepala yang saya yakin tak gatal. "Benar juga ya Pak. Ngapain saya musingin hal yang sudah jelas yaitu kalau gagal berarti saya tetap ada di posisi sekarang. Artinya saya tetap melakukan rutinitas yang sudah biasa saya lakukan. Justru yang mesti saya pikirkan adalah kalau lulus berarti saya mesti punya rencana untuk menjalankan tanggung jawab yang tentunya lebih menantang"

Dia tersenyum. Galaunya tiba-tiba sirna tak berbekas. Layaknya kemarau setahun yang tersiram hujan sehari. Sayapun tersenyum.

Kadang untuk membantu tim kita dan memfungsikan diri kita sebagai Coach tak perlu banyak berfalsafah,  cukup dengan mengajukan PERTANYAAN yang TEPAT maka masalah itu akan diurai sendiri oleh mereka.

Sahabatku, ada dua hal yang ingin saya garisbawahi dari cerita singkat di atas:

  1. Fokuslah HANYA pada HAL yang Anda INGINKAN. Seperti kata sebuah hadits: Ana indha dzonii abdi. 'Aku ini berlaku seperti yang hambaKu prasangkakan',  kata Allah. Maka berprasangka baiklah kepada Allah
  2. Berpikirlah pada tindakan ke depan. Pada masa depan. Tak perlu risaukan masa kini yang sudah sangat jelas atau masa lalu yang sudah tak mungkin dipengaruhi lagi. Dalam NLP (Neuro Linguistic Programming) hal ini disebut Well Formed Outcome (WFO)

Anda ingin tahu cara menyusun WFO dengan baik dan benar, atau ingin bisa menyusun pertanyaan TEPAT kepada tim Anda?

Daftarkan segera diri Anda dalam workshop dan sertifikasi NLP Nasional, yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juni-1 Juli 2018. Pertama kali diadakan di Lampung.

Tabik

-haridewa-

Happiness Life Coach

NLP Trainer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun