Ya, ada banyak sekali alasan-alasan kita tak perlu percaya nyinyiran dan bacotan SJW, alias para penegak keadilan sosial di internet. Salah satunya adalah kelakuan mereka yang suka menelan informasi bulat-bulat dan menyebarkannya tanpa mengecek salah atau benarnya.
Salah satunya adalah hobi mereka mendiskreditkan bangsa sendiri demi kepentingan asupan modal dari pesaing-pesaing dagang kita di dunia internasional. Salah satunya adalah masalah sawit.
Walau sering dikritik sebagai perusak lingkungan, banyak yang tak sadar kalau sawit itu ya pohon juga. Ia menyimpan air. Ia juga mengolah karbon dioksida menjadi oksigen. Sama saja seperti pohon lainnya yang ditanam petani. Aktivitas mengubah karbondioksida menjadi oksigen ini ujungnya menjadi buah yang dipanen pak tani. Buahnya bisa berbentuk nanas, mangga, apel, melinjo, hingga..
...sawit
Iya, sawit itu menghasilkan buah. Sama saja seperti produk pertanian lainnya. Sama-sama memberi penghidupan kepada rakyat kecil, sama-sama tindakan memelihara tumbuhan dengan hubungan mutualise, dan pada titik tertentu tentunya punya ekses terhadap lingkungan, seperti juga kalau seorang manusia hidup tanpa ngapa-ngapain pun, tetap punya dampak terhadap bumi.
Naif kalau kita bilang sawit itu merusak lingkungan, lalu menentang perkebunan sawit, tapi di sisi lain masih mandi pakai sabun, mencuci baju pakai deterjen, kalau kopdar masih makan gorengan atau roti bakar dengan margarin. Itu ga jauh beda dengan koar-koar sawah itu merusak kualitas tanah, tapi masih aja makan nasi mblo... Karena semua kebutuhan itu ada karena eksistensi manusia, maka kalau kita bilang sawit itu merusak lingkungan, maka satu-satunya cara untuk mengembalikan kelestarian lingkungan, tentu dengan memusnahkan manusia secara total, agar kebutuhan itu lenyap seketika. Perkebunan sawit bisa dihilangkan, seperti cita-citanya SJW yang dititipkan oleh para produsen minyak bunga matahari, minyak zaitan, dan minyak kedelai, yang terancam bisnisnya karena kalah di harga.
sumber: globalplanet.news
Ya, dibandingkan dengan minyak lain, minyak sawit tetap yang paling efisien dalam pemanfaatan lahan dan air tanah. Kalau sawit dikecam karena merusak lingkungan, tentunya minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak kedelai, bahkan mentega dan minyak babi (lard) sebagai substitusinya harus lebih keras lagi dikecam, karena memang jelas industri tersebut jauh lebih rakus air dan lahan dibanding sawit.
Dari sisi pandang kesehatan ya sama saja. Semua itu sumber lemak. Sumber lemak harus dibatasi konsumsinya kalau kita mau sehat, mau itu minyak sawit, lemak babi, mentega, minyak bunga matahari, minyak zaitun.Â
sumber: situs sujajuice.com
Seperti juga kita harus membatasi asupan karbohidrat kalau mau terhindar dari diabetes, mau itu sumbernya beras putih, beras merah, beras ungu, beras hitam, roti putih, roti gandum, oatmeal, dan lainnya. Kalau kita makan melebihi takaran yang bisa diterima tubuh, ya jadi sumber penyakit juga, toh?
Seperti juga sawit. Sama juga seperti produk pertanian lainnya. Masalahnya bukan apakah dia berasal dari pohon sawit atu bukan. Tapi masalah terjadi bila kita over eksploitasi dengan tidak mengindahkan kelestarian lingkungan.Â
Seperti yang bapak saya bilang, "Kalau mau hasil sawit maksimal, ya ingat dalam panen itu ada 3 bagian hak masing-masing. Satu bagian untuk pekerja, satu bagian dikembalikan ke alam, nah sepertiga lainnya baru kita ambil sebagai pemilik lahan. Jangan serakah!"
Lihat Nature Selengkapnya