Mohon tunggu...
Harfei Rachman
Harfei Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - An Un-educated Flea

Aku, pikiran yang kamu takkan bisa taklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Blunder "Star Wars: The Rise of Skywalker" dan Pentingnya Peran Penulis Naskah

20 Desember 2019   16:20 Diperbarui: 21 Desember 2019   20:49 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: rollingstone.com

Film itu tiba juga minggu ini, ya  Star Wars: 'Rise of Skywalker' yang promosinya terasa senyap sangat jauh jika dibandingkan dengan 'kakak angkatnya', Marvel Cinematic Universe yang sudah mencapai klimaksnya pertengahan tahun ini. Kendati begitu hegemoni dan harapan itu pun masih sedikit terangkat dengan munculnya serial "The Mandalorian" di Disney+.

Saya tidak akan membahas substansi atau garis besar dalam film tersebut, namun lebih rinci saya hanya akan fokus membahas lemahnya penulisan & plot yang berlapis-lapis untuk skala finale dalam sebuah film trilogi.

Baiklah salah satu masalah terbesarnya adalah terlalu banyak campur tangan penulis naskah dalam film ini, sebut saja Chris Terrio, Colin Trevorrow, dan Derek Connolly dan tentunya sang sutradara, J.J Abrams. Jelas, hasil akhirnya membuat sutradara sekelas J.J Abrams pun bisa mati kutu juga. 

Nama Chris Terrio  seharusnya sangat diperhitungkan mengingat penulis sekelas dia pernah meraih Piala Oscar dalam film Argo (2013). Tetapi setelah itu, dia malah ikutan 'nyungsep' bersama temannya, Ben Affleck di DC Universe bersama 'Batman v. Superman' dan juga 'Justice League'.
Itu membuktikan bahwa piala/penghargaan bukan jaminan untuk tolak ukur kualitas seseorang. Toh banyak penulis skrip yang umumnya juga sutradara juga tak pernah menang Piala Oscar, terlalu banyak nama! Lupakan Trevorrow dan Connolly, terutama Trevorrow yang membuat saya sempat bernafas lega ketika dia keluar dari proyek film ini selaku sutradara. Namun sialnya, nama J.J Abrams juga tak mampu menyelamatkan film pamungkas ini. 

Lalu dimanakah seorang Kathleen Kennedy? Lupakan sejenak kakek tua yang sekilas mirip Colonel Sanders itu. Dia sudah kenyang makan royalti besar dari si maha besar Disney. Dimanakah Kathleen Kennedy? Bukankah dia lebih jauh berpengalaman ketimbang Kevin Feige-nya MCU? Apa dia sengaja menghilang setelah dihujat habis-habisan karena menaruh nama Rian Johnson di "The Last Jedi"? Hey fanboy-fanboy, sekarang mungkin Rian sedang tersenyum kecut karena karya terbarunya, Knives Out malah dapat pujian dari kritikus, bahkan menjadi film detektif terkeren dalam beberapa tahun terakhir. Kalian sudah buat karya apa? Merundung seseorang seperti Kathleen, Rian, atau bahkan membuat seorang Kelly Marie Tran depresi dan menutup akun twitternya, apa itu membuat hidup anda lebih baik?

Oke, oke bahasan ini sudah sangat jauh di luar konteks. Mari kembali dan akhiri bahasan ini dengan sebuah tontonan.

Mari kita simak pernyataan 'nyelekit' Joko Anwar yang satu ini tentang langkanya penulis naskah di industri film saat ini (Dari menit 7:47 dan seterusnya.)

Bayangkan saja dengan pengalamannya dalam membuat naskah "Perempuan Tanah Jahanam" yang memakan waktu hingga waktu sepuluh tahun. Menulis naskah itu susah susah gampang, saya juga pernah mengalami ini ketika sempat berkuliah di jurusan film. Kala itu, sang dosen saya meminta saya dan teman-teman saya membuat satu naskah film pendek, dan layaknya sebuah skripsi, naskah itu tidak langsung diterima begitu saja. Ya, bayangkan membuat mini skripsi di semester pertama. 

Inti dari semua cerita di atas bahwa peran penulis naskah film adalah satu aspek terpenting dalam pembuatan film. Banyak film-film mahal, mewah, dan visual menjanjikan namun ceritanya terlalu bertele-tele bahkan tak bernyawa. Maka itu, peran penulis naskah/skenario memang harus dilestarikan layaknya makhluk-makhluk langka.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun