Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Kabar, Juni!

3 Juni 2022   09:29 Diperbarui: 3 Juni 2022   09:39 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hello, June (pngtree.com)

JUNI, kau datang lebih cepat dari yang aku duga. Sebenarnya tidak masalah. Cepat atau lambat, kau pasti datang. Hanya saja aku sempat alpa karena kesibukan mengalihkan perhatian terhadapmu. 

Seperti bulan-bulan yang sudah berlalu, kau juga memberiku harapan. Indah tanpa cela. Kau tawarkan beserta hamparan imbalan kesuksesan jika mampu merealisasikan harapan itu.

Kau bilang, "Jangan pernah kehilangan harapan. Meski kau sedang dilanda kekecewaan. Harapan itu tidak terbatas, sementara kekecewaan pasti ada batasnya."

"Jika kau yakin Tuhan itu ada, kau pasti percaya semua doa manusia bermuara padaNya. Setelah memperkuat kemauan dan keyakinan untuk mewujudkan suatu harapan, jangan lupa haturkan doa. Semoga Tuhan berkenan mewujudkan kehendakmu," lanjutmu.

"Berlatihlah mengambil hikmah suatu masalah. Kau akan menemukan kebijaksanaan. Orang-orang bijak terdahulu bilang, jangan salahkan alam semesta. Fokuslah pada hari yang cerah, jangan menyesali hari yang kelam," katamu sambil menyeka keringat.

Matahari memang bersinar terik jika berada di pertengahan tahun.

"Hidupmu akan semakin bergairah jika kau punya harapan. Makin nyata harapanmu makin kuat dorongan untuk menjadikan nyata. Bila hidupmu tak bersemangat, coba koreksi diri. Adakah kau punya harapan pada esok hari?" tanyamu.

"Orang bijak bilang, syukuri apa saja yang bisa kau lakukan hari ini. Kau akan melihatnya berbuah. Dan itu semua terjadi, tanpa kau sadari, adalah karena kau telah menanamkan optimisme pada suatu harapan," 

"Mungkin kau berada pada situasi yang menyesakkan dada. Namun jika kau masih punya harapan untuk hidup lebih baik pada masa depan, itulah sumber kekuatan. Dan kekuatan itu akan melonggarkan dadamu yang sesak,"

"Mungkin saja kau sulit menjadikan nyata suatu harapan. Namun cintamu pada harapan itu adalah segalanya. Cintamu itu akan mengubah hal yang sebelumnya tampak tidak mungkin menjadi kepastian,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun