Pengertian Menabung
Kita tentu tak asing dengan istilah menabung. Dan kita mungkin pernah melakukannya. Karena menabung sudah dikenalkan sejak kita duduk di sekolah dasar.Â
Secara mudah, menabung bisa diartikan sebagai tindakan menyimpan sebagian uang yang kita punya untuk tujuan tertentu yang terencana dengan matang, misalnya membiayai perjalanan naik haji, membeli rumah, atau kendaraan bermotor. Atau bisa juga sebagai dana untuk keperluan yang tidak terduga.
Lantas berapa jumlah uang yang mesti kita sisihkan untuk menabung dari penghasilan yang kita peroleh? 10%? 50%? Atau lebih dari itu? Besarannya tentu mempertimbangkan pengeluaran rutin yang kita keluarkan setiap bulannya. Setelah itu kita bisa memutuskan berapa rupiah yang harus disimpan dalam tabungan.
Warrant Buffet, pakar investasi, punya kalkulasi menarik mengenai berapa jumlah uang yang mesti disisihkan dari penghasilan untuk dimasukkan tabungan. Beliau mengatakan, "Jangan menabung apa yang tersisa, tapi habiskan apa yang tersisa setelah menabungnya."Â
Sementara Noel Whittaker menulis di kolom sebuah surat kabar, "Kaya bukanlah tentang seberapa banyak uang yang kita peroleh, melainkan tentang seberapa baik kita mengelola uang tersebut."Â
Menabung adalah salah satu cara mengelola uang. Bila seseorang mampu menabung berarti ia telah merencanakan sesuatu yang berarti untuk masa depannya. Ia tidak mau menghambur-hamburkan uang tanpa tujuan yang tidak jelas.
Kenapa kita harus menabung
Di dunia ini, apapun bisa saja terjadi. Hal-hal buruk dapat menimpa siapa saja. Boleh saja merasa nyaman dengan pekerjaan kita saat ini. Namun kita bisa saja kehilangan pekerjaan tersebut karena keadaan ekonomi global yang tidak kondusif atau sebab-sebab lainnya.
Maka gunakan kesempatan saat ekonomi stabil dengan mengalokasikan sebagian penghasilan untuk ditabung. Kita tidak mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi namun upaya ini untuk tindakan preventif sehingga kita sudah mempersiapkan diri saat situasi buruk benar-benar terjadi.