Mohon tunggu...
Haqiqi AlfinatusSholikhah
Haqiqi AlfinatusSholikhah Mohon Tunggu... Lainnya - Konten pribadi

Universitas Internasional Semen Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membuka Mata dan Kepekaan terhadap Lingkungan melalui Film A Plastic Ocean

2 Desember 2020   15:48 Diperbarui: 2 Desember 2020   16:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      A Plastic Ocean merupakan sebuah film dokumenter yang menampilkan sebuah keadaan atau kondisi dari lautan. Dari film ini terungkap banyak fakta-fakta mengejutkan mengenai keadaan laut yang sesungguhnya, mulai dari banyaknya sampah plastik yang berada di laut yang kemungkinan besar bisa berasal dari lingkungan laut itu sendiri maupun sampah plastik kiriman dari sebrang laut yang berbeda ataupun dari daerah yang berbeda, tidak hanya terdapat sampah plastik yang terkam oleh film dokumenter tersebut tetapi juga terdapat sampah kaleng yang didalamya masih terdapat cairan sejenis minyak yang berbahaya bagi ekosistem didalam laut. Selain menampilkan kondisi laut yang dipenuhi oleh sampah, film ini juga menampilkan kondisi ikan yang ada di laut tersebut. Kondisi ikan didalam laut yang mengkhawatirkan mulai dari ikan paus yang ditemukan dalam keadaan tidak sehat karena menelan sampah hingga beberapa kilogram, selain itu dalam film dokumenter ini pula ditampilkan kondisi ikan lumba-lumba yang kesusahan dalam melepaskan sampah plastik yang tersangkut di badannya.
      Film dokumenter A Plastic Ocean ini memiliki 2 sudut pandang yakni yang pertama sudut pandang mengenai penggunaan plastik secara besar-besaran dalam kehidupan sehari-hari seperti penggunaan kantong plastik serta penggunaan botol minuman yang berbahan dasar plastik yang dianggap lebih praktis untuk berkegiatan. yang kedua yakni sudut pandang mengenai kondisi lingkungan dan makhluk hidup yang terdampak oleh sampah plastik tersebut seperti yang diangkat dalam film dokumenter ini yakni kondisi lingkungan laut yang juga termasuk biota didalamnya seperti kondisi air laut, ikan dan terumbu karang.
     Beberapa ilmuwan yang bekerjasama dengan para peneliti dan penyelam mengadakan observasi atau penelitian secara langsung ke beberapa lautan dengan melihat kondisi air serta keadaan ikan-ikan yang ada di laut tersebut. Dan hasil penelitian tersebut sangat mengejutkan bagaimana kondisi air laut yang begitu kotor dan sangat tidak sehat karena banyaknya sampah plastik yang menyebar, ikan-ikan kecil yang didalam tubuhnya terkandung banyak plastik, dari sini dapat dipastikan bahwa rantai makanan pada hewan yang ada di laut sudah berubah sejak merebaknya sampah plastik yang ada di laut. Hal ini lah yang membuat kondisi laut mengalami ketidakseimbangan.  
     Manusia sebagai salah satu kontributor sampah plastik terbesar yang ikut berperan penting terhadap ketidakseimbangan kondisi laut saat ini karena ulah manusia yang konsumtif akan plastik secara berlebih tetapi tidak berfikir untuk mengolah maupun mendaur ulang sampah plastik tersebut serta kurangnya kesadaran untuk membuang sampah ke tempat sampah.
    Dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut yakni kematian dari biota yang ada di laut seperti ditemukannya ikan paus yang mati karena menelan beberapa kilogram sampah plastik yang sangat sulit untuk dicernaoleh tubuh ikan tersebut, rusaknya terumbu karang yang diakibatkan oleh tumpukan sampah plastik yang mengganggu proses pertumbuhan terumbu karang tersebut dan akibat fatalnya yakni menipisnya populasi hewan laut. Dampak lain yang ditimbulkan yakni tercemarnya air laut dikarenakan air laut yang telah terkontaminasi oleh sampah.
     Upaya yang dapat dilakukan agar fenomena tersebut tidak terjadi lagi yakni dengan mengubah kebiasaan masyarakat untuk tidak menggunakan plastik dalam sehari-hari seperti:
1. Membawa botol minum sendiri ketika bepergian atau bisa mengganti yang awalnya menggunakan botol minum sekali pakai bisa berganti menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang atau dapat digunakan berulang-ulang.
2. Mengganti sedotan yang awalnya berbahan dasar plastik bisa beralih menggunakan sedotan yang berbahan dasar baja.
3. Ketika berbelanja dan memerlukan kantong plastik bisa diganti dengan membawa kantong belanjaan sendiri yang lebih ramah lingkungan atau yang dapat didaur ulang.
4. Mendaur ulang sampah plastik yang bisa di kreasikan menjadi barang yang bernilai jual.
5. Serta yang paling penting yakni tidak membuang sampah sembarangan yang dapat mengakibatkan bencana.
6. Bisa juga bergabung dengan komunitas pecinta lingkungan untuk menambah wawasan serta pengetahuan akan pentingnya menjaga lingkungan dengan berbagai kegiatan yang dapat memberikan bermanfaat.

Haqiqi Alfinatus S.H / 1011810037

Wawasan Lingkungan

Universitas Internasional Semen Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun