Di tengah stagnasi politik yang makin menumpulkan keberanian dan mengaburkan idealisme, satu nama muncul tidak untuk merangkul kompromi, tetapi untuk menampar kebusukan sistem dengan suara lantang: Ronald "Bro Ron" Sinaga resmi menyatakan diri maju sebagai calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ini bukan langkah kosmetik atau manuver elit semata.
Ini bukan sekadar pencitraan digital untuk menambal suara muda yang mulai bosan dengan retorika politik yang hambar. Ini adalah daya dobrak nyata dari seorang kader tulen---yang tak dibentuk di ruang AC berkarpet mewah, tapi dibesarkan oleh jalanan yang keras, suara rakyat yang sesungguhnya, dan kerja politik yang konkret serta terukur.
Ronald maju bukan karena dia haus jabatan atau posisi, melainkan karena dia muak melihat semangat PSI yang dulu menyala seperti api revolusi, kini mulai meredup tertelan pragmatisme politik yang menjemukan.
Ia tidak maju karena dipanggil atau didorong oleh kalkulasi elektoral sempit, tapi karena dia tahu suara rakyat tak bisa terus ditunda hanya karena partai sibuk cari aman dan menghindari konfrontasi. Dalam lanskap politik Indonesia yang semakin steril dan takut mengambil risiko, kehadiran Ronald seperti angin segar yang membawa aroma perlawanan autentik.
Ketika partai lain membangun dinasti politik yang nepotis dan mengakar seperti candu, Ronald menawarkan meritokrasi sejati yang berbasis pada kompetensi dan integritas. Ketika partai lain sibuk kompromi dengan oligarki dan bermain aman dengan para kapitalis kroni, Ronald justru memukul meja dengan tegas dan berkata: "Tidak bisa! Politik tidak boleh jadi alat memperkaya elite sambil mengabaikan nasib rakyat kecil."
Ia datang membawa keberanian seperti peluru yang ditembakkan tepat sasaran---bukan untuk melukai siapa-siapa secara personal, tapi untuk menembus kebekuan yang selama ini mencekik semangat reformasi dan membelenggu potensi perubahan.
Ia tak sungkan menyebut korupsi sebagai musuh utama bangsa yang harus dilawan dengan senjata lengkap, dan tak ragu mengatakan bahwa banyak partai hari ini telah kehilangan nyali untuk melawan karena sudah terlalu nyaman dengan sistem yang ada.
Ronald tak ingin PSI menjadi partai Instagram yang hanya keren di story dan viral di timeline tapi nihil aksi di lapangan. Ia ingin partai ini kembali menjadi organisasi politik progresif yang tajam dalam analisis, mengakar dalam basis massa, dan menyusup hingga ke denyut nadi masyarakat yang terpinggirkan dan terlupakan oleh pembangunan yang timpang.
Dan untuk mewujudkan visi besar itu, dibutuhkan pemimpin yang tidak takut dibenci karena memperjuangkan kebenaran. Dibutuhkan sosok yang siap menolak dana haram dari manapun asalnya, yang berani menolak amplop tebal dari konglomerat licik, yang tak tunduk pada tekanan buzzer dan pasukan cyber, dan yang tahu bahwa partai bukan milik keluarga atau kroni tertentu, tapi milik publik yang harus dipertanggungjawabkan dengan transparan!
PSI lahir untuk melawan dalam arti yang paling fundamental. Melawan korupsi yang menggerogoti sendi-sendi bangsa. Melawan intoleransi yang memecah belah persatuan. Melawan kebodohan sistemik yang memiskinkan bangsa dari generasi ke generasi dan menciptakan lingkaran setan kemiskinan struktural.