Mohon tunggu...
HL Sugiarto
HL Sugiarto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk dibaca dan membaca untuk menulis

Hanya orang biasa yang ingin menulis dan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selayang Pandang Sejarah Jurnalistik (Era Romawi-Akhir Abad 19)

10 Februari 2020   23:23 Diperbarui: 13 Februari 2020   07:31 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pixabay.com

Pada umumnya manusia adalah mahluk sosial yang perlu melakukan hubungan komunikasi antar sesamanya, baik secara lisan maupun tertulis atau bahkan bisa kedua-keduanya. Salah satu alat komunikasi tersebut adalah pers atau media massa yang berfungsi untuk menyebarluaskan informasi mengenai fakta, peristiwa dan bahkan  pemikiran-pemikiran yang ada di kepala para manusia yang ada di dunia ini. Oleh karena itu keberadaan pers memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial manusia.

Masyarakat biasanya sering menyamakan mengenai istilah pers dan jurnalistik padahal dua hal tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Secara singkat istilah pers menurut dalam Undang-undang 40 tahun 1999 adalah lembaga sosial atau wahana komunikasi yang melakukan kegiatan jurnalistik.

Sedangkan jurnalistik adalah kegiatan untuk memperoleh dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, gambar, lisan yang bisa menggunakan media cetak maupun elektronik. Jadi singkatnya pers adalah wadah atau lembaga sedangkan jurnalistik adalah kegiatan untuk memperoleh berita. 

Walaupun begitu untuk mengetahui dunia pers sudah sewajarnya perlu mempelajari juga sejarah mengenai kejurnalistikan, sehingga nantinya akan mendapatkan pengetahuan yang komprehensif mengenai kedua hal itu yaitu pers dan jurnalistik. 

Sejarah Singkat Jurnalistik

Sejarah mencatat bahwa kegiatan jurnalistik sudah ada sejak jaman Republik Romawi kira-kira tahun 131 SM, yang mana pemerintahan saat itu mengumumkan mengenai isi putusan hukum atau catatan aturan dalam papan batu yang disebut Acta Diurna.

Biasanya papan pengumuman ini dipasang di tempat keramaian seperti pasar agar bisa dibaca khalayak umum.   Nantinya dalam perkembangannya Acta Diurna ini juga mencatat mengenai kependudukan seperti halnya kelahiran, kematian, dan perkawinan keluarga para terpandang, papan ini nantinya akan dipajang untuk umum selama beberapa hari dan kemudian diturunkan untuk diarsipkan. 

Di masa yang hampir sama dengan kemunculan Acta Diurna ini, sekitar tahun 200 SM di Cina juga muncul apa yang disebut dengan Dibao . Semacam sebuah selebaran yang berisikan pengumuman resmi dari pemerintah lokal atau bahkan mengenai dekrit kaisar. Tujuan dari Dibao ini agar nantinya orang yang bisa membaca dapat meneruskan secara lisan mengenai isi dekrit tersebut kepada yang lainnya.



Mesin cetak Gutenberg Sumber foto : wikipedia.com
Mesin cetak Gutenberg Sumber foto : wikipedia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun