Mohon tunggu...
Hanter Siregar
Hanter Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Masih sebuah tanda tanya?

Mencintai kebijaksanaan, tetapi tidak mengetahui bagaimana caranya!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Mereka Calon Pemimpin Durhaka?

25 April 2019   08:13 Diperbarui: 27 April 2019   20:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjarmasin Post - Tribunnews.com

Dalam umat islam percaya bahwa sorga ada di telapak kaki ibu. Hal itu menandakan betapa mulianya seorang ibu. Begitu juga dalam agama nasrani, "hormatilah ibumu supaya lanjut usiamu di bumi yang diberikan Allah kepadamu". Artinya kita sebagai umat manusia senantiasa harus menyayangi, merawat dan melindungi orang yang telah melahirkan kita kedunia ini. Itulah salah satu perintah Allah menurut ajaran agama kristen dalam titah kelima.

Dengan demikian, jika orang yang telah melahirkan kita secara jasmani dan rohani dikatakana ibu, hanya karena mereka memberikan kita penghidupan, memberi kita makan dan minun, merawat dan membesarkan kita hingga tumbuh dan besar sampai memiliki keturunan. Maka
sudah seharusnya lingkungan hidup diperlakukan juga sedemikian rupa.

Manusia bisa bertahan hidup tidak terlepas dari faktor pengaruh lingkungan hidup. Segalanya ada pada lingkungan. Kita hanya dapat bertahan hidup lama di bumi pertiwi ini, jika kita merawat dan melestarikan lingkungan kita. Dan perlu kita ketahui, lingkungan ada sebelum kita ada, itu artinya bahwa kita tidak begitu dibutuhkan oleh lingkungan hidup, kita hanya sebagian kecil darinya. Jadi kita harus tau diri!

Orang Papua mengatakan tanah adalah rahim ibu, tanah adalah mama. Tanah tempat kita tinggal, tempat kita hidup, tempat kita mencari makan, tempat kita tumbuh dan berkembang, dan tempat kita beranak cucu. Segala kebutuhan hidup kita peroleh dari lingkungan. Kita lahir disana dan akan kembali kesana. Maka dari itu sudah sepantasnya kita tidak durhaka terhadap ibu kita. Kita harusmenghormati, menjaga, melindungi, dan melestarikan lingkungan setiap waktu.

Para filsuf dunia juga berkata lingkungan adalah mother of life (Ibu Kehidupan). Lingkunganlah yang memberikan kita penghidupan, contoh; lingkungan hidup dalam unsur air (OH5) adalah sesuatu yang terpenting dalam hidup manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Tubuh kita terdiri dari 60% sampai 80% air, tergantung usia dan berat badan.

Metabolisme tubuh kita juga memerlukan dua hingga tiga liter air dalam sehari dan manusia hanya dapat bertahan hidup selama 3-5 hari tanpa minum atau mendapatkan pasokan air dari luar. Air juga dibutuhkan dalam berbagai aktivitas manusia. Selain unsur air kita memperoleh makan dari hasil tumbuh-tumbuhan, kita juga bernapas dari lingkungan. Semuanya adalah lingkungan.

Selain dari sisi ekonomisnya sangat dibutuhkan, lingkungan dalam alam semesta merupakan dasar dari segala ilmu. Lingkungan merupakan inti dasar dan topik utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Itulah dia sumber utama (awal) pengetahuan.

Tapi hari ini, lingkungan sang ibu kehidupan (mother of life) semakin tercemari dan rusak, tiap hari ia diperkosa dan dianiaya. Perusakan dan pencemaran lingkungan ada dimana-dimana, namun para pelakunya bebas berkeliaran tanpa merasa bersalah. Itulah ibu kehidupan yang sudah tersentak-tersentak bernapas, akibat populasi udara yang kian memburuk dan tercemari. Bahkan dalam menyusui segala makhluk hidup di muka bumi ini, air hujan sudah tak menentu dan sulit untuk diprediksi. Ia kehabisan air mata, menunggu kesadaran manusia tentang betapa menderita, rusak, dan tercemarinya lingkungan.

Kita Indonesia sebagai negara yang kaya raya akan sumberdaya alam, segala hasil bumi berlimpah ruah di negeri ini. Masyakat yang hidup dan tumbuh di tangan kanan ibu yang bernama bumi. Kita hidup di lingkungan yang istimewa, ibu yang begitu cantik dan mempesona. Hampir segalanya ada dalam dirinya. Namun kecantikannya membuat diperkosa dengan kekerasan, kerusakan dan hingga tercemari sebegitu hancur.

Namun para calon pemimpin bangsa ini, acuh tak acuh terhadap sang ibu kehidupan. Tak banyak dari penguasa dan calon penguasa yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Bahkan dalam visi dan misi mereka, tidak ada yang mau merawat ibu kehidupan yang kian semakin tersakiti. Lebih sakitnya kedua jaringan kubu Cawapres 2019, mereka pemimpin bangsa ini--ikut terlibat dalam perusakan lingkungan.

Lalu saya sebagai anak dari ibu kehidupan! Lantaskah aku memberikan suaraku pada mereka. Wajarkah mendukung mereka yang telah menghiraukan kelestarian lingkungan dibumi pertiwi
ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun