Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mario, Agnes dan Kita

25 Februari 2023   13:38 Diperbarui: 25 Februari 2023   13:43 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Lifestyle Kompas

Mario (20) mendadak terkenal karena kasus penganiayaan berat yang dia lakukan terhadap seseorang remaja bernama David (17). Mario anak seorang pejabat dinas perpajakan, maka tidak heran jika tampil keren. Mobilnya saja, untuk mencari dan menemukan korban, bermerk Rubicon, barang mewah. Harga per unitnya, bisa setara dengan 5 unit mobil baru kelas standar.

Bila kasus ini dicermati, dari awal hingga Mario dijebloskan ke dalam tahanan, itu gara-gara David  disebut "melakukan sesuatu yang kurang baik terhadap Agnes". Dari namanya, Agnes ini tentunya seorang wanita. Gadis belia, seusia dengan dua tokoh di atas: Mario dan David.

Mungkin Agnes ini pacarnya Mario? Dan ketika si gadis mendapatkan sebuah "perlakuan yang kurang baik" dari seorang pemuda (remaja pria sebayanya), mungkin dia tidak bisa terima. Tersinggung berat atau terhina. Maka dia mengadukan hal itu kepada Mario, yang kemudian merasa terprovokasi, lalu mencari dan menghajar David hingga koma -- sampai sekarang.

Sampai seberapa "jauh" atau "parah" sih perbuatan tidak baik yang dilakukan David sehingga Agnes merasa perlu mengadu kepada Mario? Jika cuma sekadar menggoda, itu kan sudah lumrah-lah di kalangan muda-mudi zaman ini. Maka dalam tulisan sebelumnya, penulis mengharap supaya publik pun tahu tentang apa dan bagaimana sebenarnya "perlakuan yang kurang baik" itu, supaya kesan atas kejadian ini bisa berimbang.

Namun terlepas dari itu, kita pun sangat menyesalkan mengapa Agnes sampai harus mengadu? Jika kita cermati atau perkirakan, perbuatan yang disebut "kurang baik" itu pastinya tidaklah terlalu serius. Yah, namanya saja sesama anak-anak muda. Sekadar menggoda, kedipin mata, colek dikit, yah... masih bisalah ditolerir. Maka kenapa harus mengadu, yang bisa membuat pihak lain -- dalam hal ini kekasih atau pacar -- merasa tertantang dan terprovokasi?

Dalam kaitan ini, Agnes bisa saja digolongkan sebagai cewek yang songong, kolokan, dan kurang dewasa. Bisa kita bandingkan dengan seorang bocah imut-imut yang sedang berada dalam pangkuan atau pegangan orang tuanya. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, kita mengedip-ngedipkan mata, dengan maksud menggoda saking gemes melihatnya. 

Kebanyakan anak akan diam saja, atau malah asyik memperhatikan kita. Ada kalanya si anak senyum dan tertawa sendiri. Kalau dia pemalu, akan mengalihkan pandang atau menyembunyikan wajahnya. Momen seperti ini sangat menggemaskan. 

Namun ada anak yang malah mengadu kepada orang tuanya bahwa dirinya dikedipin oleh seseorang. Ada yang mengadu sambil menangis. Dalam kejadian seperti ini, orang tua yang bijak biasanya memaklumi saja, dan tidak ambil peduli. Paling dia balik bertanya pada anak balitanya: "Siapa tuh?" Itu om ya... Orang tua seperti ini bisa saja merasa bangga sebab anak balitanya dianggap cakep dan menggemaskan oleh orang lain. Sebab kalau tidak begitu, mana ada yang sudi menggoda-goda bukan?

Nah, si Agnes yang sedang kita bahas ini bisa jadi punya tabiat atau perilaku seperti bocah yang ketika digodain orang lain, malah mengadu kepada orang tuanya. Padahal kepada dia hanya diberi kedipan mata, atau sekadar senyuman karena kita gemes melihatnya. 

Merepotkan bila sifat cengeng dan songong seperti ini terbawa-bawa hingga remaja, dewasa. Jika ada seseorang yang sekadar menggoda saja, sudah mengadu. Akhirnya bikin runyam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun