Mohon tunggu...
Hanny Lubaba
Hanny Lubaba Mohon Tunggu... Lainnya - A Full-time Learner

a random writer and currently studying science management

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memetik hikmah dibalik "Idul Adha"

26 Juli 2020   14:08 Diperbarui: 4 Februari 2021   09:36 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Idul adha berasal dari dua kata yaitu "Ied" yang memiliki makna "Hari Raya" dan kata "Adha" yang memiliki makna "Kambing atau hewan yang dijadikan kurban". Hari raya idul adha adalah salah satu dari dua hari raya islam yang jatuh setiap tanggal 10 Zulhijah yang dikenal luas juga dengan sebutan "hari Raya Haji" sebab bertepatan dengan waktu saat kaum muslimin menunaikan ibadah haji yang utama yakni wukuf di Arafah. 

Idul adha bukan hanya sekedar perayaan hari raya besar yang disambut dengan suka cita oleh semua kaum muslim, dibalik kemeriahan yang dinantikan banyak sekali hikmah dibalik cerita sepanjang sejarah yang bisa kita ambil untuk kemudian bisa kita jadikan sebagai pembelajaran. Beberapa hikmah yang bisa kita ambil diantaranya:

1. Semua derajat manusia sama, hanya takwa yang membedakan.

Idul adha jatuh bertepatan dengan kegiatan haji yakni wukuf di arafah, saat menjalankan wukuf semua jamaah haji memakai pakaian serba putih tanpa boleh ada jahitan, mereka bersama-sama menuju bukit arafah dan mendekatkan diri kepada allah sembari membaca kalimat talbiyah. Tidak ada yang berbeda satu sama lain, semua sama dengan kondisi dan pakaian yang dipakai. Semua datang sebagai hamba allah yang ingin senantiasa memohon ampunan dan mendekatkan diri kepadaNya. Hal ini pun tentu bisa kita jadikan hikmah dan pelajaran, bahwa dalam kehidupan derajat semua manusia adalah sama. Bagi Allah SWT tidak ada yang membedakan, baik dari segi harta, jabatan ataupun fisiknya. Yang membedakannya tidak lain hanyalah ketakwaan manusia itu sendiri.

2. Waktu untuk tepat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Idul adha dinamakan sebagai idul kurban karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada kaum muslim untuk  lebih mendekatkan diri kepadaNya dengan melaksanan ibadah haji di tanah suci. Bagi kaum muslim yang belum mampu mengerjakan ibadah haji, ia diberi kesempatan untuk berkurban yaitu dengan menyembelih hewan sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan pada Allah SWT.

3. Tawakkal dan Ikhlas dalam segala kondisi.

Seperti yang kita ketahui dalam sejarah, ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Siti Hajar bersama putranya, Nabi Ismail yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan ditengah tanah tandus, gersang dan tidak ada satupun batang pohon yang tumbuh. Nabi Ibrahim tidak mengetahui apa maksud sebenarnya dari wahyu yang diturunkan oleh Allah yang memerintahkan mereka untuk tinggal ditempat asing tersebut. Meskipun dengan kondisi yang sangat tidak nyaman, Nabi Ibrahim beserta Siti Hajar tetap tawakkal dan ikhlas menjalani apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Sifat ikhlas dan tawakkal inilah yang patut kita contoh dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Sabar serta tabah dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan.

Idul Adha dikenal sebagai hari raya penyembelihan. Hal ini dikhususkan untuk memperingati ujian terberat yang dilalui oleh nabi Ibrahim semasa hidup. Cobaan terberat menimpa Nabi Ibrahim ketika Allah menguji keimanan dan ketakwaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan puteranya yang masih berusia 7 tahun. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim melalui mimpinya untuk menyembelih putranya dengan tangannya sendiri. Nabi Ibrahim yang kala itu merasa terkejut namun dengan segala cinta dan takwa yang besar kepada Allah, Nabi Ibrahim bertekad tetap melakukan perintah tersebut hingga akhirnya Allah memerintahkan untuk menghentikan dan mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai kurban. 

Berbagai cobaan dan ujian yang kita hadapi tentu jauh lebih ringan dari apa yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim, oleh karenanya sudah selayaknya kita meneladani sifat sabar dan tabah Nabi Ibrahim tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun