Tahun 2020 merupakan tahun yang tidak biasa sebab wabah Covid-19 melanda Indonesia. Penyakit Coronavirus (Covid-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang menyerang sistem pernapasan (WHO, n.d.). Gejala yang ditimbulkan seperti batuk, flu, demam tinggi, sesak napas, nyeri tenggorokan, diare, dan kehilangan sensitifitas terhadap bau dan rasa. Jika seseorang memiliki salah satu dari gejala tersebut, sebaiknya dilakukan pemeriksaan pada dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan yang bersangkutan.
Penularan penyakit ini dapat terjadi apabila seseorang menghirup droplet air yang keluar bersamaan dengan bersin ataupun batuk dari seseorang yang terinfeksi, terlibat kontak jarak dengan orang yang terinfeksi, dan tidak mencuci tangan selepas beraktivitas di luar rumah. Cara mencegah penularan Covid-19 adalah dengan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga imunitas tubuh agar terhindar dari berbagai macam penyakit.
Covid-19 telah memengaruhi banyak sektor di kehidupan masyarakat, beberapa contohnya seperti sektor kesehatan, sektor ekonomi, dan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Beberapa perusahaan tetap bertahan dengan para pegawainya yang dirumahkan, namun sebagian lagi memutus hubungan kerja dengan para pegawainya untuk meminimalisir pengeluaran. Sehingga tingkat pengangguran bertambah. Selain itu, inflasi juga meningkat dan menyebabkan nilai tukar rupiah melemah. Sebagian besar orang memilih berhemat untuk menekan pengeluaran mereka.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor krusial di sebuah negara karena berkaitan dengan ketahanan pangan dan kedaulatan sebuah negara. Berdasarkan pemahaman atas peran strategis dalam pembangunan nasional, ketahanan pangan menjadi komitmen nasional (Ariani, 2007). Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan pangan yang mencukupi untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Pembatasan Mobilisasi
Kebijakan pemerintah untuk menekan angka kasus terinfeksi dengan membatasi mobilisasi warga membuat seluruh kegiatan dialihfungsikan ke rumah, seperti ibadah, belajar, bekerja, dan berbelanja. Untuk mengisi kekosongan disela waktu masyarakat memilih kegiatan tambahan diluar kegiatan kesehariannya, seperti membuat konten, berolahraga, memasak dan membuat kue, menonton film, membaca buku, dan berkebun. Berkebun sepertinya menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk menghabiskan waktu dengan merawat tanaman hias yang sempat menjadi tren satu tahun yang lalu, seperti kaktus, Aglaonema, dan Monstera Obliqua (Widiarini, 2021).
Jenis Tanaman Yang Cocok Untuk Kebun Pekarangan Rumah
Berkebun tidak sebatas menanam tanaman hias saja. Kita dapat menanam tanaman lain selain tanaman hias. Tanaman hortikultura adalah tanaman perkebunan yang dibudidayakan, yang terdiri atas tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman herbal, dan tanaman hias. Tanaman hortikultura juga dapat ditanam menggunakan teknik menanam yang dapat digunakan di lahan yang sempit, seperti teknik menanam hidroponik dan aquaponik. Ada pula masyarakat yang tetap menggunakan cara tradisional untuk berkebun, seperti menanam langsung di tanah atau di dalam tempat untuk menanam seperti, pot atau polybag.
Hobi berkebun masyarakat akhir-akhir ini didominasi oleh tanaman herbal. Tanaman herbal dipercayai berkhasiat untuk menjaga imunitas tubuh untuk menghadapi pandemi Covid-19. Masyarakat mengolah tanaman herbal dengan berbagai macam bentuk, seperti diracik menjadi jamu atau ditumbuk dan dijadikan bahan campuran minuman. Tanaman herbal yang ditanam di pekarangan rumah umumnya seperti jahe, kunyit, sereh, lengkuas, kencur, dan lain-lain.
Metode Tanam Untuk Pekarangan Rumah
