Mohon tunggu...
Hanik Widiyastuti
Hanik Widiyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Walisongo Semarang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 Bagi Siswa dan Guru

19 November 2021   16:09 Diperbarui: 19 November 2021   16:11 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Munculnya wabah penyakit  yang diisebabkan oleh virus corona  (Covid-19), menyebabkan perubahanan kehidupan yang luar biasa. Semua bidang kehidupan mengalami dampaknya mulai dari kesehatan, perekonomian, kebudayaan dan tak terkecuali pendidikan turut serta terkena dampaknya.

Sejak 2019 sampai sekarang Covid 19 menjadikan  semua orang merasakan perubahan pola hidup, terutama dalam pendidikan. Perubahan ini dirasakan didalam pendidikan  mulai dari adanya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, yaitu salah satunya menggantikan  aktivitas belajar tatap muka(luring) dengan belajar via online(daring) untuk seluruh tingkat pendidikan mulai dari TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK ataupun bangku.

Kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan tentu memiliki dampak positif dan negatif, dampak negatif dari pelaksanaan tersebut yaitu; pertama, kesulitan nya siswa memahami pelajaran, dikarenakan kurang nya interaksi antara guru dengan siswa. Kebanyakan siswa sulit memahami karena kurang penjelasan-penjelasan dari guru, dan lebih dituntut untuk mengerjakan soal-soal tugas sehingga siswa harus mencari cara agar memahami dan mengerjakan tugas tersebut.

Pembelajaran daring juga membutuhkan jaringan internet, apabila siswa daerah tempat tinggalnya tidak terdapat koneksi jaringan internet maka tidak dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal. Terkadang siswa juga kesulitan mengumpulkan tugas serta mengisi daftar hadir dikarenakn daerah tempat tinggalnya sulit jaringan internet. Sehingga mengakibatkan  penurunan capaian belajar, dan terlihatlah adanya perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh. Dan anak berisiko kehilangan pembelajaran atau learning loss..

Tidak sedikit siswa khususnya yang masih dibangku SD atau TK di pedesaan belum dapat mengoperasikan Hp, tentu dibantu orang tua/saudaranya untuk pengoperasiannya  dan tidak sedikit pula orang tua tidak paham penggunaan hp. Hal ini tentu menjadi tantangan dan hambatan siswa dalam keaktifan belajar.

Karena pembelajaran daring menjadikan kurangnya interaksi antara guru dan siswa sehingga nilai-nilai moral  karakter yang diberikan guru berkurang. Sehingga orang tua harus ekstra membantu mengajarkan nilai-nilai tersebut seta memantau perkembangan anak-anaknya karena pemantauan guru berkurang. Sehingga ancaman putus sekolah bagi anak sangat berisiko putus sekolah lantaran terpaksa bekerja demi membantu perekonomian keluarga.


Pembelajaran daring juga meningkatkan kemandirian siswa dalam mencari informasi baru mengenai pembelajaran, mengajarkan sebagian siswa disiplin waktu, mengasah pola pikir siswa untuk mengembangkan dirinya, dan menumbuhkan rasa tanggu jawab yang tinggi pada siswa. Akan tetapi bagi anak yang pendiam atau introvert menjadikan dirinya semakin pendiam, dan kurang bersosialisasi bahkan akan takut dengan orang disekitar lingkungannya.

Dan berdampak negatif terhadap kurangnya akhlak siswa dikarenakan siswa wajib memiliki hp android/laptop/komputer yang dimana semua tugas yang diberikan oleh guru biasanya melalui aplikasi whatsapp yang sekilas memudahkan bagi siswa, karena cukup membuka grup WA mereka sudah bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Akan tetapi dibalik kemudahan itu juga ada dampak negatifnya yaitu dimana ketidaktahuan siswa dengan jawaban dari tugas yang diberikan guru mengakibatkan ketergantungan searching jawaban di google dan tidak membaca buku pelajaran.

Adanya waktu yang begitu lama penggunaan hp/laptop menjadikan ketergantungan  porsi waktu antara mengerjakan tugas dengan bermain game, maka porsi siswa akan menjadikan porsi waktu bermain game jauh lebih lama daripada porsi waktu mengerjakan tugas, sehingga pada akhirnya siswa lebih banyak bermain gamenya daripada mengerjakan tugas.

Dalam hal sikap guru terhadap siswa dalam pembelajaran jarak jauh, ini tedalam beberapa indikator di antaranya;
menyikapi atau mempersepsi karakter atau watak seorang guru terhadap proses pembelajaran,
menyikapi watak seorang siswa terhadap proses pembelajaran,
membantu rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran, dan
melakukan pembinaan kepada siswa dalam proses pembelajaran yang memiliki kendala dalam pembelajaran jarak jauh. Maka dari itu, seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Diantaranya, (1) guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi; (2) guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pemecahan permasalahan yang dihadapi; (3) guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik itu sesama teman maupun terhadap lingkungan masyarakat.

Sehingga dalam kondisi pandemi saat ini guru merasa kesulitan dalam memberikan motivasi dalam proses pembelajaran karena siswa juga merasa tidak diawasi, apalagi kedua orang tuanya bekerja, sehingga tidak ada yang membimbingnya untuk belajar, sedangkan proses pembelajaran berlangsung di pagi sampai siang hari. Untuk mengukur hasil belajar siswa, ini problematika yang dialami guru karena sulitnya siswa dalam menangkap atau memahami setiap indikator yang berlangsung, meskipun indikator-indikator pembelajaran telah berulang disampaikan oleh guru melalui media pembelajaran seperti google classroom.Siswa malah terkadang tidak membuka sama sekali google classroom, padahal semua materi dan penjelasan sudah disampaikan. Hal ini membuat guru merasa kesulitan untukmengetahui apakah siswa tersebut sudah memahami apa yang disampaikan untuk mencapai Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun