Pacitan 2025 -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) menghadirkan inovasi pelayanan publik berbasis digital di Desa Cangkring, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Melalui program "Digitalisasi Pelayanan Desa dengan Pemanfaatan Fitur Aplikasi WhatsApp", mereka memperkenalkan sistem layanan yang lebih cepat, praktis, dan efisien.
Selama ini, masyarakat Desa Cangkring masih mengandalkan papan pengumuman dan informasi dari mulut ke mulut. Hal tersebut kerap menyebabkan keterlambatan informasi dan warga harus datang langsung ke balai desa. Menjawab tantangan itu, tim KKN UNS meluncurkan WhatsApp Bot dan WhatsApp Saluran (Channel).
Melalui WhatsApp Channel, pemerintah desa dapat menyampaikan pengumuman resmi, agenda kegiatan, hingga informasi darurat langsung ke ponsel warga. Sementara WhatsApp Bot memudahkan masyarakat mengakses informasi dasar pelayanan administrasi, jadwal kegiatan, hingga kontak perangkat desa.
Selain itu, mahasiswa UNS juga memberikan pelatihan pemanfaatan WhatsApp Business kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka diajarkan cara membuat katalog produk, menggunakan pesan otomatis, balasan cepat, hingga label pelanggan untuk mendukung promosi digital.
Program ini terbukti meningkatkan efisiensi komunikasi, mempercepat penyampaian informasi, serta mendorong transparansi layanan publik. Bagi UMKM, pelatihan tersebut membuka peluang lebih luas dalam pemasaran produk.
Dengan langkah ini, Desa Cangkring mulai bertransformasi menjadi desa digital yang modern namun tetap sederhana. Inovasi berbasis WhatsApp tersebut membuktikan bahwa teknologi sehari-hari bisa menjadi solusi nyata bagi pelayanan publik yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI