Mohon tunggu...
Hanifa Zulfatul
Hanifa Zulfatul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Novel | Desember, Hujan, dan Kenangan

26 Januari 2020   18:42 Diperbarui: 7 Juli 2023   03:19 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : pinterest.com

Judul: Poetic December

Penulis: Ratih Pradnyaswari
Penerbit: Mediakita
ISBN: 9789797945879
Berat: 174 gram
Golongan: Novel
Tahun: 2019/08
Halaman: 214
Ukuran: 13 x 19 cm
Sampul: soft cover

Sinopsis:
Apa yang terlintas saat kamu mendengar kata Desember? Tentu saja salah satunya adalah hujan. Bagi sebagian orang, hujan dianggap menyenangkan karena bisa menjadi momen yang tepat untuk rehat dan mengulang kembali memori lama. Sebagian lagi menganggap hujan sebagai hal yang tidak menyenangkan, karena rutinitas mereka terganggu. Terlepas dari pandangan orang lain, hujan turun ke bumi ini, bukan hanya menumpahkan jutaan tetesan air begitu saja. Namun hujan juga secara diam-diam turun bersama dengan banyak hal. Cinta salah satunya.
Cinta tak pernah habis untuk dijadikan cerita. Satu kata namun berjuta makna dan kisah-kisah yang termaktub di dalamnya. Maka jangan salah jika cinta menjadi elemen menarik yang akan terus dibahas dengan berbagai persepsi selain cinta tema persahabatan juga kental dibahas dan dijadikan bumbu manis dalam sebuah kisah.
Namun, jangan khawatir walaupun tema yang diambil penulis ini terasa biasa dan umum dibahas, penulis memiliki keunggulan sendiri dalam pengemasannya. Dimana kisah dikemas dengan gaya bahasa yang baik dan eksekusi yang apik.  Kita pasti paham, bahwa setiap orang memiliki keunikan tersendiri dalam menulis. Dan setiap orang punya cara tersendiri dalam mengemas karya.
Setidaknya inilah beberapa hal yang ingin disampaikan Ratih Pradnyaswari--penulis asal Bali--melalu karyanya "Poetic December". Ratih berhasil menyuguhkan kisah yang cukup menarik untuk dibaca bagi masyarakat luas.
Novel ini sendiri berkisah tentang Kayra, gadis cantik yang memiliki kulit putih pucat, hidung mungil, mata cokelat serta rambut bergelombang, kini sedang menimba ilmu di salah satu kampus negeri terbaik di Bali dengan mengambil jurusan Psikologi (halaman 3).Kayra sangat menyukai musik, bahkan terdapat piano yang selalu dia gunakan dirumahnya. Kayra yang akhir-akhir ini selalu mendapatkan surat berisi kalimat puitis yang selalu diselipkan di wiper mobilnya di bawah langit bulan Desember. "Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah masih sekelam langit di bulan Desember? Langit boleh saja mendung. Hujan bisa saja turun. Tapi.... Kamu harus tetap tersenyum, seburuk apapun sendu, seberat apapun rindu" (halaman 1).
Lalu, ada Gala cowok yang terkenal playboy seantero kampus dan selalu membuat Kayra kesal karena sering menggangunya. Keyra harus menghindarinya agar dia tidak terjebak dengan segala rayuan Gala. Setidaknya begitu menurut Kayra. Gala memiliki wajah tampan yang bisa dengan mudah menawan hati perempuan. Memiliki alis tebal yang membuat tatapannya terlihat semakin tegas. Juga tubuh yang proporsional (halaman 8).
Tokoh ketiga, ada Arga sahabat Gala yang tiba-tiba datang di kehidupan Kayra. Cowok yang meminjamkan payungnya kepada Kayra. Dan diam-diam menaruh rasa pada Kayra. Dia adalah tipe cowok yang ramah dan lembut dengan orang-orang di sekitarnya, jika orang itu sudah masuk ke dalam lingkaran pertemanannya. Dan dia juga tipe orang yang lebih suka menyendiri di pojok sambil mendengarkan lagu jika memikirkan masalah. Ia enggan banyak bicara jika tidak perlu. Dan dia juga jago masak atau kita kenalnya dengan koki (halaman 79).
Sampai saat ini Kayra masih penasaran akan siapa yang selalu mengirimkannya surat setiap hari. Saat dia ingin mengetahui siapa orangnya selalu saja Gala menggagalkan aktivitas nya itu yang menimbulkan kedekatan antara mereka. Hanya saja kedekatannya kembali dengan Gala membuat nya teringat kembali dengan masa lalu saat bersama Gala. Disisi lain hubungannya dengan Arga semakin dekat setelah Arga meminta nomor teleponnya.
"Seseorang akan lebih menyukai mendung, hujan, atau bahkan terik. Aku kasihan karena mereka tak bisa melakukannya sering. Saat hujan, sang pecinta terik akan merana, begitupun sebaliknya. Tapi aku bersyukur karena daripada mendung, hujan, dan terik, aku justru menyukaimu. Terimakasih telah menjadi mendung, hujan, dan terik dalam sekali waktu. Setidaknya bagiku" (halaman 119).
Semua yang terjadi dalam kehidupannya, Kayra memahaminya dan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran untuk sesuatu yang akan datang. "Ternyata aku terlalu lama membiarkannya buta, hingga kau lebih mendamba yang nyata. Selamat tinggal, hujan. Kuharap nanti atau kapan saja kau ingin, akan ada tempat bagiku, bagi kita, saat awan memutuskan untuk kembali tumpah" (halaman 183).

Kelebihan dan kekurangan:
Dalam beberapa bagian masih ada bagian yang bertele-tele dan loncat-loncat. Terlepas dari beberapa kekurangan yang ada dalam novel ini, namun saya cukup puas setelah membacanya. Ada senyum yang terukir pasca membacanya. Efek dalam cerita novel ini juga membekas hingga beberapa lama. Masih terbayang-bayang adegan-adegan yang terjadi dalam cerita dan membuat saya tidak bisa move on dalam seminggu. Yang pasti novel ini telah sukses membuat saya merasa tertarik dengannya. Dan yang lebih menarik lagi terdapat banyak Quotes yang menghangatkan hati.

Kesimpulan:
Jika direnungkan, ada banyak pelajaran tersirat dari cerita novel ini. Novel ini sangat bagus dan sangat direkomendasikan untuk dibaca siapa saja. Selamat membaca!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun