Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Al-Qur'an Petunjuk Kehidupan

26 April 2022   22:01 Diperbarui: 26 April 2022   22:08 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Al-Qur'an Bagi Kehidupan

Oleh : Hanifah Tarisa Budiyanti (Mahasiswi)

Memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, kaum Muslimin di seluruh dunia semakin berkompetisi untuk memperbanyak amal kebaikan. Mereka semakin giat memperbanyak ibadah seperti tadarus Al-Qur'an untuk menyelesaikan target, beri'tikaf di masjid, sedekah dan amal-amal kebaikan lainnya. Namun amalan yang paling utama menjelang berakhirnya bulan Ramadhan ini adalah keutamaan meraih Lailatul Qadr.

Lailatul Qadr adalah satu malam diantara sepuluh hari terakhir Ramadhan yang dimana pada malam ini para malaikat turun menyesaki bumi untuk memintakan ampunan kepada Allah bagi siapa saja yang menghidupkan malam Lailatul Qadr. Pada malam ini juga Allah menurunkan rahmat-Nya dengan melipatgandakan amal sholih yang kita lakukan menjadi seribu bulan seakan-akan kita telah beramal selama seribu bulan.

Tidak heran seluruh kaum muslimin semakin giat mengencangkan dan menghidupkan ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dari Aisyah ra. ia berkata "Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam ketika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya." (Mutafaq'alaih)

Para ulama mengartikan mengencangkan sarung adalah mengurangi makan, tidur dan tidak mendekat ke para istrinya. Hanya fokus beribadah. Namun tidak jarang juga banyak diantara kaum Muslimin menjelang sepuluh hari terakhir justru sibuk dalam aktivitas menjelang hari raya Idul Fitri seperti mudik ke kampung halaman, membuat kue, pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli baju baru dan masih banyak lagi. 

Fenomena ini boleh-boleh saja asalkan mereka tetap meningkatkan amal ibadah mereka di sepuluh hari terakhir ini, namun sayangnya banyak masjid yang mulai sepi dan jumlah shafnya semakin sedikit saat sholat tarawih. Jika awal Ramadhan masjid begitu penuh, menjelang Ramadhan berakhir masjid menjadi sepi dan yang ramai justru pasar dan pusat perbelanjaan.

Padahal tanda sukses dan diterimanya suatu amal sholih adalah ketika dilakukan secara terus menerus di kehidupan sehari-hari dan tidak hanya di momen-momen tertentu saja. 

Contohnya pada bulan Ramadhan tidak sedikit kaum Muslimin yang khatam Al-Qur'an namun banyak juga diantara mereka yang tidak paham makna dan hakikat sesungguhnya dalam Al-Qur'an sebagai petunjuk sehingga kerusakan di seluruh negeri tetap merajalela di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya.

Sedangkan Al-Qur'an diturunkan tidak hanya di bulan Ramadhan saja, namun wahyu Al-Qur'an turun terus menerus di luar bulan Ramadhan hingga Nabi Muhammad saw. wafat. Inilah salah satu rahasia mengapa para sahabat dan kaum muslimin yang hidup pada saat itu sangat kondusif dan terjaga dari perbuatan yang menentang syariat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun