Mohon tunggu...
Hanif Afif Naufal
Hanif Afif Naufal Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa FEB UNS Angkatan 2016

Penerima Manfaat Beasiswa Rumah Kepemimpinan Angkatan 9 IG: hanifafifnauf

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kebangkitan Hegemoni Tiongkok di Indonesia

30 Maret 2019   15:00 Diperbarui: 30 Maret 2019   15:10 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hanif Afif Naufal, Menteri Analisis Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sebelas Maret 2019, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

 

Kuatnya arus globalisasi yang dicirikan oleh dunia yang saling terhubung dan terintegrasi telah membuat perbatasan kedaulatan antar negara semakin kabur. Proses ini memfasilitasi aliran modal di setiap aspek wilayah untuk mempercepat proses liberalisasi dan kapitalisasi aspek politik-ekonomi-sosial-budaya (Manfred Stegger, 2003). Dan terutama dalam perekonomian hanya menjadikan Indonesia sebagai pemasok kebutuhan bahan baku dan tujuan pasar saja, wujud sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kondisi Indonesia ketika masih dalam cengkeraman kolonialisme.

Indonesia memasuki sistem ekonomi colonial. Pertama, hanya diposisikan sebagai pemasok bahan baku untuk negara-negara industri maju. Kedua, ekonomi Indonesia berfungsi sebagai pasar produk oleh negara maju industri. Ketiga, ekonomi Indonesia berfungsi sebagai tempat untuk memainkan keunggulan modal di negara-negara industri kaya. Semua kondisi itu telah digambarkan oleh Sukarno sejak dulu dan hal itu yang sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini.

Apabila kita coba mengingat kembali pada tahun 1945 Amerika Serikat telah menjadi kekuatan ekonomi dunia yang paling dominan. Bahkan selama Perang Dingin perekonomiannya jauh lebih maju dan dua kali lipat lebih besar dari Uni Soviet. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 kian mendongkrak posisi unggul Amerika. Namun, sekarang hegemoni Amerika Serikat mulai rendup dengan kehadiran penantang baru yaitu China.

Pada abad ke-20, China mulai mengalami berbagai revolusi yang membuat stabilitas ekonomi domestiknya bergejolak, sehingga China melalui kepemimpinan sentralistiknya berupaya memodernisasi perekonomiannya dan menghasilkan kebijakan yang pragmatis. Pada masa pasca pemerintahan Mao Zedong, China mulai tumbuh sebagai kekuatan ekonomi yang terbuka bagi kerja sama internasional.

Pasar Bebas Milik China

Kebangkitan China dimulai ketika mulai membuka diri dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi politik internasional yang ekspansif dan hegemonik. Dikawasan ASEAN, China pada tahun 2001 telah bekerja sama menyepakati pelaksanaan kawasan perdagangan bebas diantara negara anggota ASEAN dan Cina dengan mengadakan integrasi ekonomi melalui penjanjian ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA).

Kawasan perdagangan bebas tersebut diwujudkan dengan cara mengurangi dan menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional. China dan ASEAN menyelenggarakan kawasan perdagangan bebas tersebut dengan beberapa cara, yaitu mengurangi hambatan tarif dan non-tarif, meningkatkan akses ke pasar jasa, mempermudah investasi, serta hubungan perekonomian para pihak ACFTA dengan meningkatkan kerjasama ekonomi, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan China (Direktorat Kerjasama Regional Indonesia, 2010).

Dimata China, Indonesia memiliki consumer market yang sangat besar dan juga memiliki lokasi strategis. Oleh karena itu, Indonesia merupakan salah satu target utama China dalam berdagang dan berinvestasi. Serbuan produk dan investasi/penyaluran pinjaman keuangan ke negara-negara berkembang dinilai sebagai cara China mendominasi pasar ekonomi dan keuangan dunia khususnya negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Saat ini Cina menjadi mitra dagang terbesar dan investor terbesar ke 3 di Indonesia.

Barang China Membanjiri Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun