Mohon tunggu...
M. Hanif Dhakiri
M. Hanif Dhakiri Mohon Tunggu... Aktivis

Orang biasa yang berusaha menjadi luar biasa untuk orang lain dan bangsa. . . Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dan Wakil Ketua Umum DPP PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Periode 2024-2029. Pernah mengemban amanah sebagai Menteri Ketenagakerjaan RI Periode 2014-2019 dan Plt. Menteri Pemuda dan Olahraga RI (2019). Mantan Sekretaris Jenderal DPP PKB (2014-2019) dan Sekretaris Jenderal PB IKA-PMII ini (2013-2024) ini sekarang masih aktif sebagai Anggota Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia (2024-2029). . . Live well, rule well, die well.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Demografi, Kesempatan atau Kehancuran?

29 Mei 2025   21:50 Diperbarui: 31 Mei 2025   14:41 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Menyambut bonus Demografi. (Sumber: KOMPAS/HERYUNANTO)

Indonesia sedang berada di titik krusial. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingkan yang bergantung. 

Ini adalah momen langka yang disebut bonus demografi, sebuah peluang besar yang bisa mengubah nasib bangsa. Tetapi peluang ini datang tanpa jaminan. Jika dikelola baik, kita melompat maju. Jika gagal, kita justru menghadapi beban sosial yang tak ringan.

Badan Pusat Statistik memperkirakan puncak bonus ini akan terjadi sekitar 2030-an, saat lebih dari 70 persen penduduk kita berada dalam usia kerja. 

Dalam hitungan sederhana, ini berarti lebih banyak tangan untuk membangun. Tapi dalam kenyataan, ini juga berarti lebih banyak harapan yang bisa kandas jika negara tidak siap membuka jalan.

Peluang Sekali Seumur Hidup

Dalam teori demografi, jendela peluang ini hanya datang sekali. Bloom dan Williamson (1998) mengingatkan, pertumbuhan ekonomi pesat di Asia Timur --dari Korea Selatan hingga Singapura-- tak terjadi kebetulan. 

Mereka berinvestasi besar di pendidikan, kesehatan, dan industri, membangun generasi baru yang siap bersaing.

Indonesia punya kesempatan itu sekarang. Generasi muda kita tumbuh bersama dunia digital, terbiasa dengan perubahan cepat, penuh energi. 

Tetapi energi itu butuh ruang untuk tumbuh: ruang inovasi, ruang kreativitas, ruang kerja yang bermakna. Tanpa itu, kelebihan usia produktif ini hanya akan menjadi statistik kosong.

Risiko yang Tak Bisa Diabaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun