Indonesia sedang berada di titik krusial. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingkan yang bergantung.Â
Ini adalah momen langka yang disebut bonus demografi, sebuah peluang besar yang bisa mengubah nasib bangsa. Tetapi peluang ini datang tanpa jaminan. Jika dikelola baik, kita melompat maju. Jika gagal, kita justru menghadapi beban sosial yang tak ringan.
Badan Pusat Statistik memperkirakan puncak bonus ini akan terjadi sekitar 2030-an, saat lebih dari 70 persen penduduk kita berada dalam usia kerja.Â
Dalam hitungan sederhana, ini berarti lebih banyak tangan untuk membangun. Tapi dalam kenyataan, ini juga berarti lebih banyak harapan yang bisa kandas jika negara tidak siap membuka jalan.
Peluang Sekali Seumur Hidup
Dalam teori demografi, jendela peluang ini hanya datang sekali. Bloom dan Williamson (1998) mengingatkan, pertumbuhan ekonomi pesat di Asia Timur --dari Korea Selatan hingga Singapura-- tak terjadi kebetulan.Â
Mereka berinvestasi besar di pendidikan, kesehatan, dan industri, membangun generasi baru yang siap bersaing.
Indonesia punya kesempatan itu sekarang. Generasi muda kita tumbuh bersama dunia digital, terbiasa dengan perubahan cepat, penuh energi.Â
Tetapi energi itu butuh ruang untuk tumbuh: ruang inovasi, ruang kreativitas, ruang kerja yang bermakna. Tanpa itu, kelebihan usia produktif ini hanya akan menjadi statistik kosong.
Risiko yang Tak Bisa Diabaikan