Pernikahan kami bukanlah pernikahan biasa. Betapa inginnya menguraikan kisah agar dapat diambil hikmah. Namun, hanya pertanyaan demi pertanyaan yang kadang mengusik tanya di hati..Satu tahun sudah, "mendadak" menjadi ayah dari seorang anak ABG, anak kecil yang bertubuh bongsor yang masih ingin digendong.. dan satu lagi bocah yang masih suka menangis menirukan suara bayi.. entahlah bagaimana rasanya.
Entah bagaimana rasanya "mendadak" harus menjadi seorang ayah yang harus menghadapi sikap bocah ABG yang tidak biasa - karena cerdas dan tangkas dalam setiap berkata dan sekaligus menyembunyikan kekecewaan masa kecilnya dalam bingkai kreatifitas yang kerap kali mendadak muncul ke permukaan menjadi pemberontakan.
Bagaimana rasanya, mengendong bocah beratnya nyaris sama dengan berat anak SMA? Atau melewatkan masa-masa bulan madu tidak sekedar berdua - tapi langsung berlima??
Kerap kali batin bertanya, mengapa justru bukan tempat-tempat romantis yang menjadi tempat yang dipilih namun tempat-tempat dimana anak-anak bisa tertawa, berteriak puas? "Kasihan anak-anak Ma, mereka kan masih kecil.. benar kita suka jalan ke pantai, tapi kan anak-anak juga pengin kali ke dufan, trans studio.."
Mendadak teringat.. tepat setahun yang lalu.. pria yang mendampingi saya memutuskan untuk langsung kembali ke Jakarta karena anak-anak ujian. Tiga tiket Jakarta-Semarang PP pun dibatalkan "Anak-anak bisa kecapaian kalau harus datang di nikahan mereka kan ujian.. kasihan mereka, "terangnya memberikan pertimbangan. Begitulah.. prihatin..
Pernikahan kami bukanlah pernikahan biasa. Pun demikian halnya dengan "bulan madu" kami - yang tak biasa.. Bukan berduaan - tapi berlima ke Dunia Fantasi dan menjelajah taman hutan raya - sambil sesekali mengendong bocah berat lebih dari 30 kg menaiki dan menuruni jalan berkelok - panas terik saat puasa kiki emoticon bagaimana rasanya??
Hanya mampu menarik nafas panjang dan mengerjabkan mata agar air mata tiada menitik. Sungguh, tiada yang tidak mungkin bagi Allah untuk mewujudkan segala sesuatunya. Apa yang Allah berikan, kerap kali tiada mampu akal kita menjangkaunya.
Barakallah..terima kasih karena tak sekedar bersedia bersabar menghadapi ketakutan dan trauma diri - tapi juga berinisiatif jadi "Satpam" bagi bocah-bocah ABG yang kerap kumpul-kumpul di rumah, nguber-nguber mencari dari satu rumah ke rumah teman si bocah ABG jika jelang malam belum jua pulang dan HP tak bisa dihubungi. Bertanya dengan nada lembut "Cape ga ma?" - "Emang kenapa?" - "Coba deh tanyain anak-anak, lapar ga? soalnya kalau mereka mondar mandir ke kamar biasanya laper tapi ga berani bilang karena ngeliat mamanya cape" Oh..ternyata benar anak-anak kelaperan "Iya sih Ma, kelaperan dari tadi.."
Bahkan.. ketika harus membeli seragam sekolah berbarengan karena merasa tak layak menerima KJP sekaligus kondisi keuangan pas-pasan suami pun mengijinkan cincin nikah yang diberikan "sekolah" dulu kiki emoticon
Begitulah..pendamping yang kau cari ada di dalam taman hati si buah hati. Berbeda dengan mereka yang belum memiliki buah hati, cukuplah pilih pasangan hidup yang mampu menjadi menantu yang tulus hati. Namun keberadaan si buah hati membutuhkan seorang pendamping yang shalih- yang akan mencintai si buah hati karena Allah kiki emoticon karena pendamping yang shalih akan selalu mampu menguatkan dirinya dan tiada letih memohon kekuatan dari Allah untuk mampu berjuang melawan dirinya sendiri  ‪#‎KadoPernikahanPrihatin‬ untuk seseorang yang tetap bersedia mendampingi seseorang dengan 3 putri - ABG, Kelas V SD, IV SD di muda usianya ^_^