Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyambut Kepulangan Conte ke Juventus Stadium

8 Maret 2020   21:16 Diperbarui: 8 Maret 2020   21:17 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat hendak menghadiri acara reuni sekolah, kita seringkali dibuat sedikit gamang, berharap-harap cemas supaya dipertemukan, atau justru berdoa, supaya tak dipertemukan sama sekali dengan sosok seseorang di masa lalu. Seseorang yang bisa saja mantan kekasih, gebetan, atau mungkin sekadar teman biasa.

Namun baik salah satu, maupun ketiganya, tentu pernah meninggalkan kesannya masing-masing. Kesannya pun bisa baik, bisa juga sebaliknya. Yang pasti, berharap dipertemukan atau tidak, keduanya punya alasannya sendiri-sendiri. Barangkali Conte dan para Juventini di seluruh dunia tengah merasakannya saat ini.

Bagi para Juventini, kepulangan Conte kali ini tentu merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu. Betapa tidak? Conte yang dulu pernah membela klub berjuluk "Si Nyonya Tua", bahkan sempat membesutnya sebagai pelatih kepala selama tiga musim, sekarang hadir kembali sebagai sosok yang berbeda.

Di dadanya, kini tak lagi tertera logo klub yang pernah mati-matian dibelanya dulu. Teriakan-teriakannya kini sudah bukan lagi ditujukan untuk membakar anak-anak asuhnya yang berseragam hitam-putih lagi. Kini ia hadir di sisi berseberangan sebagai sang lawan, bersama ambisi besar klub yang sejak dulu menjadi musuh bebuyutan Juventus, yakni Inter Milan.

Reuni antara Conte dan para Juventini sejatinya digelar pekan lalu, namun situasi di Italia yang tengah dilanda merebaknya virus Corona, membuat momen sakral ini terpaksa ditunda sepekan. 

Di Italia sendiri, wabah virus ini sudah sangat mengkhawatirkan. Italia bahkan tercatat sebagai negara tertinggi keempat setelah Tiongkok, Korea Selatan dan Iran dalam penyebaran wabah Corona.

Tapi sebagaimana sebuah laga besar, situasi segenting apapun yang tengah meliputi negeri Pizza saat ini, sepertinya sama sekali tak berpengaruh pada tensi pertandingan Juventus melawan Inter Milan yang tetap tinggi.

Conte sendiri datang ke markas bekas klub yang dibelanya itu bukan tanpa ambisi sama sekali. Justru sebaliknya, Conte seolah hendak membuktikan kepada semua orang, bahwa ia dan anak asuhnya sekarang bisa melakukan apa saja, termasuk memporak-porandakan lagi klub yang dulu pernah dengan penuh kesabaran dibangunnya sebagai tim juara.

Ada aroma kebencian yang sangat kuat, tercium di balik kepulangan Conte ke Juventus Stadium. Tentu ini bukan saja soal Conte yang kini menyeberang sebagai pelatih Inter Milan. Namun jauh sebelum keputusan profesional Conte itu terjadi, para Juventini tentu masih sulit melupakan betapa menyakitkannya pernyataan Conte yang menyebut, "Anda tidak bisa makan di restoran 100 Euro, hanya dengan uang 10 Euro."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun