Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

NOAH dan Jalan Panjang Menuju Album Baru

7 Juni 2019   20:42 Diperbarui: 8 Juni 2019   15:05 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vokalis NOAH | Ariel (KOMPAS.com/IRFAN MAULLANA)

Keberadaan tiga lagu baru di album ini juga seolah menunjukkan, Noah tengah berevolusi tidak sekadar mengubah nama, melainkan juga berubah menjadi sebuah band yang dewasa, matang, serta adaptif terhadap perkembangan zaman.

Perubahan yang cukup kentara terlihat, bisa kita temui pada lagu "Seperti Kemarin" yang liriknya ditulis bukan oleh Ariel, maupun oleh para personel Noah lainnya. Melainkan dibuat dengan sangat apik oleh penulis kenamaan, Dewi Lestari. Dan hasilnya? Benar-benar perjudian yang sukses!

Dua tahun sesudahnya, di tahun 2016, Noah kembali melempar album daur ulang bertajuk" Sings Legends". Kali ini dengan menggubah beberapa lagu terkenal milik para musisi legenda di negeri ini.Lagu-lagu abadi dari nama-nama besar seperti Iwan Fals, Chrisye, bahkan grup musik religi Bimbo, coba dipoles ulang dengan sentuhan-sentuhan musik Noah yang memanjakan telinga.

Dalam momen peluncurannya, Ariel sempat menjelaskan alasan mengenai pemilihan ide mengemas lagu-lagu lawas yang pernah populer di masanya, "Ini merupakan penghormatan kami kepada para musisi Indonesia. Kami bangga dengan mereka yang mampu melahirkan karya jempolan," begitu kata Ariel.

Tak bisa dipungkiri, baik album "Second Chance" maupun "Sings Legends", keduanya telah cukup berhasil membawa kesuksesan bagi Noah, utamanya dalam hal membantu mereka menjalani pergeseran dari era industri musik konvensional, menuju industri musik digital.

Ya, dunia memang tengah dihadapkan pada era baru industri musik yang tak lagi bisa dielakkan. Saat ini, masyarakat selaku penikmat musik, sudah nyaris tak ada lagi yang menikmati musik melalui media fisik seperti CD apalagi kaset. Semua telah bertransformasi ke dalam sebuah media awan penyimpanan digital, dan didistribusikan lewat jalur streaming via koneksi internet.

Saat ini, kita mengenal beberapa penyedia layanan musik digital, seperti Joox, Spotify, Yonder, dan sejenisnya. Lewat kanal-kanal ini pula, para penikmat musik seolah diberi keleluasaan dalam membeli lagu-lagu mana saja yang mereka suka, tanpa harus diwajibkan untuk membeli full satu album yang mungkin saja tidak semuanya mereka sukai. Hal ini tentu membuat banyak musisi lebih menyukai melempar satu demi satu single mereka, ketimbang langsung merilis banyak lagu ke dalam sebuah album yang belum tentu seluruh lagunya disukai.

Barangkali oleh sebab ini pula yang membuat Ariel, Uki, Lukman dan David, sedikit berpikir ulang untuk merilis album terbaru Noah. Mereka tentu tak ingin, kerja kerasnya menyusun delapan hingga sepuluh lagu dalam satu album, namun hanya seper-dua atau bahkan seper-tiganya saja yang benar-benar diterima baik oleh pasar.

Maka keputusan mengeluarkan semi-album seperti "Second Chance" & "Sings Legends" rasa-rasanya cukup bisa dimaklumi sebagai upaya Noah mengobati rindu para fans sekaligus melakukan testing the water untuk masuk ke industri musik yang benar-benar baru.

Fans memang harus mengerti, bahwa industri musik telah begitu jauh berubah. Di samping isu mengenai pembajakan yang tak ada habisnya, para musisi kini juga dituntut untuk memiliki strategi jitu, supaya bisa bertahan di tengah-tengah skema royalti platform digital yang benar-benar baru.

Terlepas dari rumitnya penggodokan sebuah album yang amat menyita waktu, tenaga dan pikiran. Merumuskan strategi pemasaran yang tepat bersama pihak label dan menejemen, nyatanya menjadi hal yang tak kalah rumit dan memusingkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun