Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Setelah Sonya dan Zaskia, Akankah Afi Dijadikan Duta?

7 Juni 2017   13:31 Diperbarui: 7 Juni 2017   16:29 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di setiap daerah, ada pemilihan duta wisata, di mana seleksinya tidak sembarangan. Di samping memiliki tingkat intelektualitas yang cukup, kualifikasi lainnya didukung dengan penampilan menarik. Inilah potret penobatan duta yang tepat. Sayangnya, akhir-akhir ini tidak seperti itu. Terkesan latah.

Masih jelas di ingatan bahwa pedangdut Zaskia Gotik dijadikan duta Pancasila setelah menghina ideologi bangsa tersebut. Dia lantas masuk dalam jeratan hukum, tapi akhirnya bebas. Alasan kuatnya mengenai tingkat pendidikannya. Lalu, dengan dalih dia akan jera atau lebih tepatnya tidak sembarangan berbicara lagi, diembankan tugas sebagai duta kepadanya. Memang tidak salah, karena sebagai bentuk introspeksi yang berkelanjutan.

Duta instan selanjutnya disusul oleh seorang remaja arogan bernama Sonya. Ajaib sekali. Setelah memaki-maki polisi sekaligus mengaku-aku anak jenderal, lantas dia menyandang "title" duta narkoba. Memang tidak salah, karena remaja viral (meski dengan tindakan tercela) akan membawa pengaruh yang lebih besar.

Selanjutnya, yang masih sangat segar di jagad media, Afi. Status yang ditulisnya di Facebook viral. Karenanya, dia dielu-elukan lantaran memiliki pemikiran yang kritis. Sayangnya, tidak berapa lama berselang, terungkap bahwa status tersebut hasil copast. Ironisnya lagi, diaku sebagai karyanya. Jika katanya dia suka menulis, tentu paham bagaimana etika di dunia kepenulisan. Plagiat adalah suatu hal yang sangat dilarang.

 Sudah kepalang hits ya sayang kalau namanya tercemar. Maka, dia pun membuat sanggahan ini-itu, yang malah mengesankan kesombongannya. Lantas, jika dia dijadikan duta, apakah sikap arogannya itu akan sirna lantaran tugas yang dibebankan? Sepertinya tidak. Menjadi duta malah akan membuatnya semakin mudah memiliki akses. Alih-alih menginspirasi, yang ada netizen malah semakin adu pendapat.

Nah, kira-kira, duta apa yang cocok untuknya? Media sosial, karena sudah memanfaatkan dengan baik untuk menyebarkan "kebaikan"? Atau, anti-plagiat, karena itu kesalahannya? Tunggu, tapi dia 'kan tidak mengakui kesalahannya. Apa tetap dipaksakan tugas itu? Lagi, dia sudah kepalang (semakin) hits. Seperti dua contoh di atas. Hits karena kesalahan. Miris sekali.

Pemilihan duta berdasar apa kesalahannya saya pikir tidak adil. Yang benar saja, dianugerahi penghargaan dari cara yang tidak baik. Apa kabar yang benar-benar menyebarkan pencerahan di bidangnya? Apa yang seperti itu tidak lebih layak untuk dipilih? Dengan tidak memilihnya, secara langsung sudah berbuat dzalim.

Lagipula, yang benar-benar berkompeten di bidangnya sudah mempunyai progres kerja yang jelas. Akan lebih baik jika didukung. Takut tidak akan seviral yang melanggar? Tetap beri dukungan. Bagaimanapun juga, yang berkompeten ini sudah pasti memiliki passion, sehingga ada usaha untuk "viral."

Banggalah dengan kebaikan, bukan keburukan.

Kalau dijadikan duta untuk menghukum pelanggar, sebenarnya masih ada cara lain untuk melakukannya. Libatkan kepengurusan dalam kegiatan duta yang asli. Dengan begitu, setidaknya dia akan berinteraksi dengan duta asli tersebut. Selain itu, dalam pengadaan kegiatan atau proyek, dia akan ikut berpikir dan lebih terarah.

Dua duta di atas sudah telanjur dipilih, jadi berikan dukungan yang selayaknya agar tidak melenceng dari tugasnya. Nah, yang satunya lagi, mumpung belum terlambat, "bina" dengan cara yang tidak mengesankan kalau, "aku bersalah dan aku bangga, karena dijadikan duta."

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun