Mohon tunggu...
Hamzah Zhafiri
Hamzah Zhafiri Mohon Tunggu... Kreator konten -

Suka menulis dan bercerita sebagai hobi. Terutama tema politik, bisnis, investasi, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Negeri Ini Masih Darurat Stunting

2 Februari 2019   17:29 Diperbarui: 2 Februari 2019   17:53 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut WHO, Indonesia berada di urutan kelima jumlah anak dengan kondisi stunting. Hal ini tentu bukan prestasi yang membanggakan. Tingginya stunting di Indonesia membuktikan bahwa kesehatan dan kesejahteraan masyarakat kita masih terfolong rendah.

Stunting sendiri adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.

Akibatnya, pertumbuhan tubuhnya terhambat. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Stunting diakibatkan kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang, baik oleh bayi itu sendiri maupun ibunya.

Terkait dengan ibunya, bukan hanya karena kurangnya asupan gizi saat hamil, tetapi jauh hari sebelumnya sejak masa remaja. Hal ini bisa karena kondisi ekonominya lemah atau karena gaya hidupnya.

Lebih dari itu, semua ibu hamil juga harus diperhatikan asupan gizinya. Untuk itu harus diperiksakan secara rutin. Pemeriksaan di pelayanan kesehatan terdekat, baik mengenai tensi maupun HB dan jika ada indikasi tak baik akan segera diintervensi.

Selama hamil juga diharuskan meminum 90 tablet FE, sehingga tidak mengalami anemia serta mendapatkan gizi yang cukup. Karena kalau kekurangan gizi akan mengganggu organ tubuh si jabang bayi.

Sedang saat bayi lahir akan diperiksa dan diukur untuk mengetahui apakah di kemudian hari akan berisiko atau tidak. Jika beratnya di atas 2.500 gram dan panjangnya 48 cm, maka diyakini akan normal.

Namun begitu, selanjutnya juga harus diperhatikan. Misalnya selama 6 bulan hanya diberi ASI eksklusif dan setelah 6 bulan diberi makanan pendamping ASI. Sedang pemberian ASI sendiri sampai usia 2 tahun.

Selama balita juga harus rutin diperiksakan di Posyandu. Dijelaskan, anak yang stunting aktivitasnya memang biasa-biasa saja, namun ukuran fisiknya di bawah normal. Kadang-kadang ada yang pintar, tetapi kebanyakan IQ-nya di bawah normal. Selain itu juga mempunyai risiko menderita penyakit tak menular, misalnya diabetes, jantung atau gagal ginjal.

Ada beberapa gejala lain yang bisa terlihat apabila seorang anak mengalami stunting. Misalnya, sang anak sering mengalami kelelahan tanpa alasan yang jelas. Kulitnya juga mengering dan badannya menghangat secara tidak wajar.

Kemudian, si anak seringkali tidak memiliki respon sosial yang baik. Ia kesulitan untuk berkata-kata dan sulit menerima pesan komunikasi bahkan dari orangtuanya. Gejala lain yang juga umum tentu saja adalah pertumbuhan tinggi si anak yang sepertinya kurang untuk ukuran anak seusianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun