Mohon tunggu...
Mr. H
Mr. H Mohon Tunggu... Sang Penuntun Jejak

Saya hanyalah butiran debu dalam dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dulu Murid, Kini Rekan Belajar: Kisah Indah Pendidikan Sepanjang Hayat

12 September 2025   14:47 Diperbarui: 12 September 2025   14:47 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru versus Murid (Sumber: Dokumentasi Pelatihan PM KS)

SMPN 3 WTP---Ada kalanya perjalanan pendidikan menghadirkan kejutan yang tak terduga. Murid yang dahulu kita bimbing di bangku sekolah, kini hadir kembali bukan sekadar sebagai penerima ilmu, melainkan sebagai rekan belajar. Momen seperti ini saya alami sendiri, tepat pada saat mengikuti pelatihan pembelajaran mendalam yang sedang berlangsung saat ini.

Di tengah sesi pelatihan, pandangan saya tertuju pada salah satu peserta. Raut wajahnya tampak familiar. Benar saja, ia adalah mantan murid saya ketika dulu masih duduk di bangku SMP. Perasaan haru bercampur bangga pun muncul. Dulu ia duduk sebagai murid yang penuh semangat menimba ilmu, kini ia duduk sejajar dengan saya sebagai peserta pelatihan. Kami sama-sama menyimak, sama-sama berdiskusi, dan sama-sama mencari cara untuk menjadi pendidik yang lebih baik.

Lebih dari itu, saya justru merasa banyak belajar darinya. Ia berbagi pengalaman mengajar, ide-ide segar, hingga strategi kreatif yang dapat saya terapkan di sekolah. Situasi ini membuat saya tersadar, peran guru dan murid ternyata bisa berbalik arah dengan sangat indah. Pendidikan tidak pernah berhenti pada satu titik, melainkan terus berputar dalam lingkaran saling memberi dan saling menerima.

Ki Hajar Dewantara pernah berkata, “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.” Hari ini, saya merasakan betul makna kalimat itu. Mantan murid bisa menjadi guru bagi saya, sebagaimana saya dulu pernah menjadi guru baginya. Inilah bukti nyata bahwa pendidikan sejati berlangsung sepanjang hayat, melampaui ruang kelas, bahkan melampaui sekat generasi.

Kisah ini meneguhkan keyakinan bahwa guru sejati adalah mereka yang mau terus belajar dari siapa pun, termasuk dari muridnya sendiri. Sebaliknya, murid sejati adalah mereka yang tak pernah berhenti menimba ilmu, bahkan setelah meninggalkan bangku sekolah. Pada akhirnya, kita semua tetaplah murid yang belajar sekaligus guru yang membagikan pengetahuan, di sepanjang perjalanan hidup kita.

Kini, mari kita refleksikan bersama: sudahkah kita membuka diri untuk belajar dari siapa pun, tanpa memandang usia dan latar belakang? Sudahkah kita memberi kesempatan orang lain untuk belajar dari kita, meski hanya lewat pengalaman sederhana? Karena setiap perjumpaan adalah ruang belajar, dan setiap pengalaman adalah bahan ajar yang berharga. Mari terus hidupkan semangat belajar sepanjang hayat, agar pendidikan tidak berhenti di sekolah, tetapi terus mengalir dalam kehidupan kita sehari-hari. Mr. H

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun