Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dibuka Kelas Hamil untuk Suami dan Orangtua

23 Mei 2023   12:57 Diperbarui: 23 Mei 2023   13:06 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri : ketua TP PKK Kecamatan Jatiroto, Camat, Kepala KUA dan Koordinator KB (Hamim Thohari Majdi)

Upaya meminimalisir kasus stuting di wilayah kecamatan Jatiroto, Koordinator Keluarga Berencana kecamatan Jatiroto menyelenggarakan Mini Loka karya dalam rangka  pengawalan keluarga beresiko stunting, bertempat di pendopo kecamatan dihadiri oleh dinas terkait dan kader desa.

Satu hal menarik yang dilontarkan oleh kepala KUA kecamatan Jatiroto menjadi pemantik hangatnya situasi mini lokakarya, yaitu gerakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dari pola penyusuan inilah yang bisa memutus mata rantai stunting sebagaimana yan telah terjadai pada kasus bayi lahir stunting, lalu tumbuh normal di minggu kedua hingga bulan kedua dan seterusnya.

Para bidan sebagaimana disampaikan oleh  perwakilan Puskesmas telah melakukan sosialisasi inisiasi menyusu dini, namun hasilnya belum maksimal, banyak kendala di lapangan, utamanya kepada orang-orang yang memiliki otoritas di lingkungan bayi, misalnya nenek atau keluarga lainnya.

Mereka, orang-orang yang berada di sekeliling bayi memberi respon semaunya sendiri dalam menanggapi tangisan bayi disimpulkan bayi masih lapar bila terus menangis tiada henti. Di sinilah terjadi tarik ulur ketika air susu ibu belum lancar, bahkan ada yang langsung membuatkan susu formula lalu meminumkan kepada bayi, ibu dari sang bayi tidak memiliki kuasa dan tidak bisa berbuat banyak, karena berada dalam kekuasaan keluarga besarnya.

Artinya upaya untuk mensukseskan gerakan IMD ada tantangan yang cukup mengakar, di samping keterbatasan pengetahuan sang ibu dan belum siap seratus persen menjadi seorang ibu dengan segala konsekuensinya.

MEMAHAMI TANGISAN BAYI

Dari hasil diskusi disimpulkan bahwa, perlu adanya pelatihan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan bayi atau cara memahami tangisan bayi secara benar dan merespon secara tepat.

Memahami tangisan bayi adalah upaya untuk membangun komunikasi yang hangat dengan bayi, tidak semua tangisan harus direspon secepat kilat.

Perlu dpahami bahwa tangisan bayi adalah cara berkomunikasi bayi secara non verbal, bayi belum mampu mengungkapkan dengan kata-kata atau mengucapkan. Kondisi ini banyak diketahui oleh kita, namun selalu gagal memberi makna dan meresponnya.

Masih ada anggapan bahwa tangisan adalah rintihan, adanya masalah dengan menangis berharap ada yang peduli. Namun yang perlu dipahami bahwa tangisan bayi memiliki kode-kode tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun