Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Angkot Pun Mencoba Membangun Literasi

26 Oktober 2017   19:07 Diperbarui: 26 Oktober 2017   19:10 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angkot di malang yang menyediakan berbagai buku bacaan (Dokumentasi Pribadi)

Angkot sedang dalam masa yang cukup kritis sekarang ini, nasibnya sudah tergeser oleh datangnya teknologi yang berkembang pesat. Tak hanya soal armada baru, namun pesaing utama datang dari masyarakat yang notabene konsumen setia mereka zaman dahulu. Masyarakat perlahan tapi pasti mulai bergeser dalam hal tren berkendara, banyak dari mereka yang lebih memilih transportasi online baik mobil maupun motor. Alasannya pun jelas angkutan online lebih praktis dan murah tentunya.

Akibat tren ini banyak daerah yang bergejolak, ada menolak keras angkutan online, ada yang membatasi ada juga yang belum mengambil sikap karena bagi mereka yang terakhir ini rezeki sudah ada yang mengatur pada prinsipnya. Entah kota anda masuk yang criteria nomer berapa, yang jelas posisi angkot yang incumbent sedang dalam posisi yang tidak diuntungkan.

Di Kota Malang tempat saya sekarang ini para sopir angkot sudah lama risau, terbukti sudah beberapa kali mereka demo wadul (lapor) pada DPR dan pemerintahan. Bahkan mereka pernah mogok beberapa hari agar suara mereka didengarkan. Bagi para sopir ini posisi mereka sudah terpojok dengan gencarnya transportasi online berkembang bagaikan suket teki (jenis rumput). Tak hanya itu, sopir angkot merasa semakin terjepit saat Pemkot Malang mengeluarkan Bus sekolah gratis yang siap melayani setiap hari.

Nasib angkot sekarang ini bagaikan Wartel dan Warnet, dan lewat sejarah kedua tempat inilah kita harus belajar. Bagaikan wartel jika para sopir angkot kekeh dengan pendapatnya dan tak mau berubah atau berinovasi, layaknya warung telepon yang tergerus dengan teknologi komunikasi yang berkembang setiap saat. Apa yang terjadi ? gulur tikar, ya semua wartel resmi tutup dan hanya meninggalkan jejak papan nama saja.

Bagaikan Warnet ini mungkin lebih baik, walaupun sebenarnya warnet juga hancur oleh pesatnya perkembangan internet. Bayangkan sekarang dengan HP pintar kita sudah bisa melakukan semua hal yang biasa kita lakukan di warnet, mau googling ada, mau ngegame juga ada, bahkan game DOTA versi HP pun lagi hits sekarang ini. Jelas hal ini membuat sebagian besar warnet sekarang gulung tikar dan hanya menyisakan beberapa saja.

Warnet yang bertahan ini ada yang tetap memakai sistem warnet pada umumnya, namun ada juga yang mulai berkembang misalnya warnet dijadikan tempat ngeprint yang murah, apalagi dibeberapa tempat kita bisa ngeprint dengan fasilitas ngenet gratis loo. ada juga yang banting setir dari warnet ke game online, karena peminat game online ini masih banyak. Dan beberapa contoh yang lain , intinya kita harus berinovasi dan jangan sampai ketinggalana atau bisa dibilang ditinggal zaman itu sendiri.

Nah kembali lagi ke masalah bang sopir angkot. Baru-baru ini saya melihat ada inovasi yang unik di salah satu angkot yang saya temui di jalanan Kota Malang. Dari kejauhan angkot biru ini tak ada yang spesial, namun setelah mendekat angkot yang melayani jalur Hamid Rusdi-Mergan-Landungsari ini memiliki beberapa buku yang terpajang di belakang angkot. Mungkin inilah salah satu inovasi yang dihasilkan oleh abang angkot, dia ingin angkotnya memiliki ciri khas yakni angkot literasi. Dimana para penumpang bisa membaca dengan nyaman di dalam angkot sambil menikmati perjalanan ke tujuan.

Sayangnya saya tak sempat bertanya secara langsung dengan si sopir angkot yang menyediakan bermacam buku bacaan ini, yang jelas ini salah satu inovasi yang patut diapresiasi di tengah gencarnya persaingan transportasi. Hemat saya janganlah para sopir angkot berdemo sampai mogok missal itu malah akan membuat pandangan masyarakat kepada angkot semakin negatif, lebih baik rayulah konsumen yakni masyarakat dengan ide-ide segar dan inovatif, pastilah masyarakat akan melihat usaha kalian. Semoga angkot bisa berbenah demi masyarakat yang setia menunggunya.. amin

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun