Mohon tunggu...
Hamdi
Hamdi Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Sosial Budaya

Belajarlah dari kehidupan agar hidup kita berarti.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Antara Saya, Kompasiana, dan Pandemi Covid-19

25 Oktober 2020   10:00 Diperbarui: 25 Oktober 2020   10:09 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Membaca judul tulisan di atasi mungkin sahabat Kompasioner ada yang bertanya,  ini judul artikel atau judul sinetron? Ada hubungan apa antara Kompasiana dan pandemi Covid-19? 

Penulis sendiri mulanya agak ragu mencantumkan judul tulisan di atas, kok tega-teganya Kompasiana dikait-kaitkan dengan pandemi Covid-19. Apakah Kompasiana sudah "positif" terjangkit virus mematikan ini?

Sabar dulu bro 'n sis, jangan punya pikiran yang aneh-aneh dulu soal judul di atas. Kompasiana baik-baik aja kok, masih segar bugar tak kurang suatu apa pun. 

Di tengah semakin naiknya jumlah kasus positif Covid-19 di dunia dan tanah air, sobat kita Kompasiana masih bisa hadir setiap saat menyapa pembaca dengan sajian yang informatif, mencerahkan sekaligus menghibur. Lalu, di mana benang merahnya antara Kompasiana dan pandemi Covid-19? Tenang, nanti saya beberkan. Woles aja sobat.

Berangkat dari pengalaman pribadi penulis selama masa pandemi yang (harus) lebih banyak berdiam diri di rumah. Selain melakoni rutinitas yang terkait dengan pekerjaan di rumah alias work from home (WFH), ada satu kegiatan baru yang cukup mengasyikkan, menantang, dan memacu adrenalin (lebay ya..), yaitu menulis. Ya betul, menulis sekarang jadi "ritual" wajib saya yang tanpanya ibarat makan sayur asem tapi rasanya gak asem, eh.. gak nyambung ya.

Walaupun aktivitas menulis sudah lama saya tekuni (lebih dari lima tahun), tetapi aktivitas tersebut berjalan ala kadarnya,  insidental dan moody. Biasanya topik yang diangkat jadi tulisan terkait isu yang lagi hangat di masyarakat, seperti soal pendidikan, politik, hari besar keagamaan, atau isu kekinian seperti pandemi Covid-19 ini. 

Hampir semua tulisan yang dibuat berupa artikel dalam bentuk opini. Dalam sebulan saya bisa bikin 2 -- 3 artikel, tapi kalau lagi gak mood atau ada kesibukan lain, tak satu pun tulisan keluar. Benar-benar penulis amatiran. Hehehe... Walaupun begitu, tulisan-tulisan saya pernah dimuat di beberapa harian cetak dan situs media online. Alhamdulillah.

Di luar menulis artikel, kadang-kadang saya juga menulis puisi sebagai saluran luapan perasaan dan ekspresi estetik saya. Biasanya jika kondisi saya lagi galau, seperti ada dorongan mistis untuk menumpahkan perasaan ke dalam sebuah puisi. 

Namun, menulis puisi ternyata tak segampang menulis artikel. Untuk melahirkan sebuah puisi yang seirama dengan apa yang dirasakan jiwa butuh waktu dan penghayatan mendalam. 

Oleh karena itu, penulis baru bisa menelurkan sekitar 7-8 puisi yang seadanya. Alhamdulillah,  puisi karya saya pernah  dimuat di salah satu majalah sains dan budaya .

Kembali ke judul tulisan ini, sejak bergabung dengan Kompasiana dua bulan lalu seolah-olah saya mendapat angin segar dan wadah yang tepat untuk menuangkan berbagai gagasan dan pikiran. Apalagi menulis di Kompasiana tidak terlalu terikat oleh pakem sebagaimana lazimnya aturan tulisan di media mainstream.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun