Sering kali seseorang dalam memaknai kata yang tidak pada konteksnya menimbulkan kesalahpahaman dan perpecahan. Karena setiap kata yang tidak ditempatkan pada konteksnya dapat memiliki makna yang berbeda.
Dan terkadang yang menjadi kesalahan dalam berpikir adalah ketika melihat atau mendengar kata, seseorang cenderung untuk mengkonkretkannya ke dalam persepsinya masing-masing yang sebenarnya itu adalah hal yang abstrak sampai kemudian ia menjadi kata dan makna yang hidup jika sudah masuk dalam konteks, hal itulah yang kemudian di sebut sebagai Fallacy of Misplaced Concretness.
Persepsi manusia sering kali dipengaruhi oleh unsur subyektif dalam diri manusia itu sendiri, dan tidak semua hal atau obyek dapat di terima dengan akal obyektif sesuai dengan konteks obyek itu timbul. Maka kepekaan rasa menjadi hal yang sangat penting, agar kata tak diterima dengan salah makna.