Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apakah "Bahasa Ngeblog" Merusak Bahasa Indonesia?

16 Oktober 2020   10:21 Diperbarui: 16 Oktober 2020   10:39 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Wokandapix via pixabay.com)

Setelah rampung, saya baru membaca ulang, mengedit, melihat, menerawang apakah ada kata- kata yang tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Tentu saja, saya mengandalkan aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V di smartphone saya. Sebenarnya saya lebih menyukai kamus fisik, tapi karena tidak ada; dan kebiasaan menulis di mana saja dan kapan saja menyebabkan saya lebih banyak menggunakan aplikasi KBBI di smartphone.

Saya juga membaca PUEBI untuk memahami ejaan bahasa Indonesia dengan benar, terutama dari segi penggunaan tanda baca yang menjadi kelemahan terbesar saya.

2. Netizen sudah cukup cerdas dalam memilah mana kata-kata yang layak digunakan dan mana yang tidak

Selain karena adanya KBBI dan PUEBI, kehadiran berbagai blog dan website yang beraneka membuat netizen selektif dalam memilih yang sesuai dengan minat.

Banyak pilihan justru membuat warga +62 bijak dalam memilah mana yang tepat buat mereka. Itu menurut pendapat saya. Mungkin Anda tidak sependapat, tapi pada kenyataannya, dari pengamatan saya, semakin banyak membaca dari berbagai sumber, netizen akan menjadi lebih bijak dalam menentukan apakah artikel dalam suatu blog layak dibaca atau tidak.

Saya pribadi melihat mayoritas warganet sudah cukup cerdas memilah mana kata-kata yang layak digunakan dan mana yang tidak. Kalaupun ada yang "keluar jalur", tidak menjadi soal, karena memang seperti itu dinamikanya. Ada kebaikan dan ada kejahatan. Lumrah adanya. 

Saya sendiri, karena sudah cukup sering membaca berbagai tulisan di beberapa blog dalam dunia maya, saya merasa sudah "cukup cerdas" untuk menentukan kata-kata mana yang "layak dikonsumsi" dan mana yang tidak.

3. Tergantung dari blog yang kita baca

Membaca tulisan yang baik dan berkualitas tentu saja merupakan kesenangan yang tak terkira. Untuk menemukan artikel yang diperlukan bak harta karun terpendam tidak bisa sembarangan. Blog-blog yang memang oke punya yang bakal menayangkannya.

Bahasa ngeblog di blog-blog yang memang sudah tepercaya akan menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan pun sudah baku dan terstruktur dengan baik. Kalaupun ada kesalahan ejaan, tidak terlalu banyak.

Kompasiana adalah salah satu dari sekian banyak blog yang memfasilitasi para warganet untuk terlibat secara aktif menyuarakan kegelisahan atau membagikan informasi yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia dan dunia.

Tentu saja, ada syarat dan ketentuan yang berlaku kalau para kompasianer (pengguna Kompasiana) ingin tulisan-tulisan mereka diizinkan tayang di Kompasiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun