Pemilu 2019 sudah berakhir. Tinggal menunggu hasil final pada tanggal 22 Mei 2019. Rakyat Indonesia sudah tak sabar menunggu hasil Pilpres. Siapa yang menang? Kosong Satu atau Kosong Dua?
Saking fokusnya dengan Pilpres, sampai-sampai Pileg terabaikan. Padahal sebenarnya, Pileg juga menentukan untuk 5 tahun ke depan. Wakil Rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat adalah penyambung lidah rakyat untuk kemajuan Indonesia ke depan.Â
Salah satu partai yang mendapat apresiasi dari saya secara pribadi adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Â Kenapa? Karena, sebagai partai baru, PSI membuat pembedaan yang sangat mencolok.
Meskipun tidak mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) empat persen, sehingga tidak bisa berkiprah di DPR RI, namun sepak terjang PSI perlu diacungi jempol.Â
Paling tidak, untuk permulaan, sudah cukup baik, karena menurut berita di Kompas.com, beberapa caleg PSI akan berkiprah di DPRD Kabupaten/Kota Jakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Kupang, Manado, dan Bandung.
Menurut saya, 5 tahun ke depan, kemungkinan PSI akan menyodok menjadi partai yang berpotensi memberikan sesuatu yang bernilai lebih dibanding partai-partai lain.Â
Dengan perolehan sekitar 2 persen menurut hasil quick count, berarti sekitar tiga juta suara dari seluruh rakyat Indonesia. Itu adalah modal besar mengingat lima tahun mendatang, rakyat Indonesia akan semakin lebih peka dan melek politik, dan PSI bisa menjadi jawaban bagi aspirasi mereka. Nah, menurut saya, ada 5 alasan wajar kenapa PSI meraup simpati rakyat Indonesia.
Pertama, Mengusung prinsip antikorupsi. Tak dipungkiri, dari berbagai pernyataan para caleg PSI, mereka menyatakan "NO" pada korupsi.Â
Sebagai partai baru yang kebanyakan beranggotakan generasi muda, idealisme mereka sangat tinggi. Memang, mungkin sebagian besar orang akan berpandangan, "Ah, karena mereka masih kere, makanya mereka ngomong begitu. Coba kalau sudah terpilih, pasti mereka akan tergoda juga."
Yah, mungkin saja seperti itu. Dengan adanya tahta dan harta, tentu sangat menggoda iman. Tapi itulah tantangan. Apalagi ini datang dari generasi muda yang memang bukan sembarang pemuda. Kita melangkah ke alasan kedua untuk itu ^_^.