Tak terasa besok, Kamis, 24 Januari 2019, Ahok akan bebas dari 'masa pertapaannya' di penjara. Dan dia pun ingin, setelah dia bebas, dia minta agar masyarakat memanggilnya BTP, bukan lagi Ahok.
Perkara kenapa dia ingin rakyat memanggilnya BTP alih-alih Ahok akan kita ketahui nanti setelah dia benar-benar bebas, namun tetap saja, nama panggilan Ahok yang lebih terpatri di benak warga Indonesia, baik itu warga Jakarta, mau pun rakyat Indonesia seluruhnya, karena kalau bicara perihal Ahok, berarti menyangkut bicara soal integritas.
Bicara 'A'; Tindakan 'A'.
Banyak yang bertanya-tanya tentang kegiatan Ahok atau BTP setelah menghirup udara kebebasan. "Apa yang akan Ahok lakukan selepas keluar dari penjara?"
"Pasti dia akan terjun ke politik lagi. Entah jadi caleg atau mungkin jadi capres di 2024 mendatang," kata Soni (bukan nama sebenarnya), salah satu rekan kerja saya.
"Oh, dia pasti jadi pendeta. Kan baru mendapat pencerahan di penjara. Mungkin dia akan lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta," Richard (nama palsu) menimpali.
"Dia akan usaha lagi. Kan asetnya banyak. Pasti dia udah kapok jadi politisi," Handoko (nama akal-akalan) tak mau kalah berargumen.
Yah, sah-sah saja kalau semua orang ingin menyampaikan pendapat mereka masing-masing, namun saya pribadi melihat bahwa Ahok atau dia ingin dipanggil BTP sekarang, tidak bisa terjun kembali ke politik.
Kok tidak bisa?
Karena ada tiga alasan kenapa Ahok tidak bisa terjun kembali ke politik, baik sebagai caleg, cabup, cawali, cagub, capres, cawapres, atau calon ketua RT sekalipun! Ini menurut analisa saya. Anda boleh tidak setuju. Itu hak Anda-anda semua. Namun menurut saya, karena tiga alasan ini, BTP tak akan bisa come back, seandainya dia berubah pikiran untuk terjun ke politik lagi.
Pertama - Sejarah kelam 'lidah tak bertulang' Ahok
Menurut saya, apa pun yang ditabur oleh perkataan kita, maka kita pun akan menuai dari apa yang kita tabur ke orang lain.
