Hidup ini memang aneh. Dulu, silaturahmi, bertemu langsung dan bicara langsung, sekarang dengan alasan sibuk dan canggihnya teknologi, kebanyakan masyarakat mengandalkan komunikasi lewat bicara di telepon atau mengirim pesan singkat di whatsapp, line, telegram atau perpesanan singkat lainnya.
Apakah salah dengan hal itu?
Tentu saja tidak kalau memang yang satu tinggal di kota A dan yang lain di kota B.
Yang menjadi masalah adalah kesalahpahaman timbul waktu mengetik pesan singkat.
Sesuai dengan fungsinya, singkat disini mempunyai arti yang kurang baik. Kata-kata disingkat dan terlalu 'padat' tapi punya makna yang membingungkan.
Kesalahpahaman yang lain menyangkut bicara di telepon adalah seakan kita harus segera mengangkat telepon dengan segera, jangan sampai berdering lebih dari tiga kali, karena hape sekarang ini seakan 'harus' dibawa kemana saja dan kapan saja, bahkan ke toilet atau lagi sedang mandi sekalipun.
"Kenapa gak diangkat-angkat dari tadi? Aku lama nelepon baru diangkat sekarang."
"Kan aku lagi mandi. Masa aku bawa hape ke kamar mandi! Kalau hape kecemplung ke bak mandi dan rusak, emangnya kamu mau ganti hapeku?"
Saya jengkel dengan teman saya, Jarno (bukan nama sebenarnya). Seenaknya saja ngomong kalau saya harus segera mengangkat panggilan teleponnya, tanpa mengetahui kalau saya lagi di kamar mandi.
Kadang-kadang saya merindukan masa-masa dulu dimana tidak ada gangguan atau intervensi hape.
Dimana segala sesuatu seperti berjalan 'lambat' dan teratur seperti gerakan alam semesta.