Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru, Ajian Tapak Guru, Wulan Umbara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Batik Nasional: Identitas Kebanggaan Bangsa

2 Oktober 2025   09:15 Diperbarui: 2 Oktober 2025   09:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenakan rok lilit batik Papua saat berkunjung ke Jakarta

Selamat Hari Batik Nasional untuk seluruh masyarakat Indonesia! Tanggal 2 Oktober di setiap tahunnya, masyarakat Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Penetapan hari ini berawal dari pengakuan UNESCO pada tahun 2009, ketika batik resmi dimasukkan dalam daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sejak saat itu, batik tidak hanya dipandang sebagai kain bermotif, tetapi juga simbol identitas, filosofi, dan kebanggaan bangsa Indonesia.

Sejarah dan Makna Batik

Batik memiliki akar sejarah panjang di Nusantara. Motif batik tradisional banyak berkembang di Jawa, terutama di Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan Pekalongan. Setiap daerah memiliki ciri khas pola dan warna yang berbeda. Misalnya, batik Yogyakarta kental dengan warna cokelat-sogan dan motif parang yang melambangkan keteguhan. Batik pesisir seperti dari Pekalongan justru lebih cerah dengan motif flora dan fauna yang dinamis.

Lebih dari sekadar kain, batik menyimpan makna filosofis yang dalam. Bahkan ada motif tertentu yang dulunya hanya boleh dipakai oleh kalangan bangsawan. Ada pula motif yang digunakan dalam momen sakral seperti pernikahan, kelahiran, hingga kematian. Dengan demikian, batik hadir sebagai simbol perjalanan hidup masyarakat Nusantara.

Batik di Era Modern

Kini, batik semakin mudah dijumpai dalam berbagai kesempatan, tidak hanya sebagai pakaian resmi, tetapi juga dalam bentuk kasual. Kreativitas desainer membuat batik terus berkembang, tanpa kehilangan nilai tradisional di era yang mengglobal.

Di era globalisasi, batik berperan sebagai "duta budaya" Indonesia. Banyak kepala negara, pejabat, hingga tokoh internasional mengenakan batik sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya Indonesia. Hal ini memperlihatkan bahwa batik tidak hanya diterima di dalam negeri, tetapi juga mendapat apresiasi di tingkat dunia.

Peringatan Hari Batik Nasional

Pada Hari Batik Nasional, berbagai instansi, sekolah, hingga kantor pemerintahan biasanya menganjurkan karyawan dan siswa untuk mengenakan batik. Tujuannya tidak lain untuk menumbuhkan rasa bangga sekaligus menjaga warisan budaya. Selain itu, sejumlah daerah juga mengadakan festival, lomba membatik, hingga pameran batik yang memperkenalkan kekayaan motif dari berbagai penjuru Nusantara.

Kebanggaan Memakai Batik Papua

Batik bukan hanya milik Jawa. Kini, hampir semua daerah di Indonesia memiliki motif batiknya sendiri, termasuk Papua. Motif khas Papua sering menampilkan kekayaan alam dan budaya, seperti burung cenderawasih yang anggun, tifa sebagai alat musik tradisional, dan honai sebagai rumah adat.

Sebagai orang timur, saya pribadi merasa bangga ketika mengenakan batik Papua, bahkan saat berada di Indonesia bagian barat. Ada perasaan tersendiri yang muncul, seolah membawa serta kekayaan budaya timur ke tengah masyarakat luas. Batik Papua memberi pesan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa, dan setiap motif adalah cerita tentang tanah, tradisi, dan identitas.

Peringatan Hari Batik Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum untuk mengingatkan bahwa batik adalah identitas bangsa yang harus dijaga. Generasi muda memiliki peran penting dalam melestarikannya, baik dengan mengenakan batik, mempelajari proses membatik, maupun mengembangkan inovasi yang tetap menghormati nilai tradisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun