Mohon tunggu...
Halim Putra
Halim Putra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, Pengusaha,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat kopi di hari senja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menteri Ryamizad Meredam Amarah

20 Maret 2019   08:44 Diperbarui: 20 Maret 2019   09:17 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Marah, terprovokasi, melampiaskan dendam, melakukan aksi teror balasan, bukan sikap masyarakat Indonesia. Budaya Indonesia bukan mudah tersulut emosi.

Nah, keluhuran itu yang dijaga Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu. Tetap jadi masyarakat cerdas dan rasional. Masyarakat Pancasilais. Bukan 'bersumbu pendek'.

Ajakan Menteri Ryamizard agar kita (baca: masyarakat) tidak membalasa dendem dan terprovokasi dengan tragedi kemanusiaan di masjid Selandia Baru, Jum'at pekan lalu, ada sikap kebajikan dan bijak. Menunjukkan etos kenegarawanan Menteri Ryamizard.

Silahkan mengecam, mengutuk aksi kekerasan di masjid Selandia Baru. Lampiaskan penyesalan kita. Tapi tetap elegan. Tak perlu dengan cara barbar. Akibatnya nanti justru membuat kisruh sesama anak bangsa.

Melakukan tindakan balasan dan meneror kembali kelompok yang diduga menyerang umat Islam (akibat pembantaian jamaah shalat Jum'at di masjid Selandia Baru) amat tidak beralasan. Konyol dan bodoh kalau kita terprovokasi.

Jangan-jangan, aksi teror akibat terprovokasi tragedi di masjid Selandia Baru, hanya dilatari asumsi. Ditunggangi kepentingan yang ingin gerogoti Pancasila. Memaksakan kehendak kelompok. Namun dalihnya: meluapkan kekesalan akibat tragedi di masjid Selandia Baru.

Ujung semuanya jadi berbelok. Malahan ingin mendongkel Pancasila dan keharmonisan hidup antar sesama di Indonesia. Tapi dibungkus sebab peristiwa di masjid Selandia Baru. Itu yang coba dirasionalisasi Menteri Ryamizard supaya kita tak jadi bodoh.

Sekali lagi, bukannya Menteri Ryamizard menghalangi masyarakat menyampaikan simpati dan penyesalannya terhadap tragedi masjid Selandia Baru. Tapi jangan sampai jadi 'kendaraan' kepentingan penganggu dalam negeri yang sebetulnyan tidak terkait dengan peristiwa terjadi.

Menteri Ryamizard tetap mengajak masyararakat waspada atas semua tindakan teror dan pelakunya. Terorisme, radikalisme, intoleransi, separatisme adalah musuh negara.

Seluruh musuh negara: adalah kewajiban kita juga menghalaunya berkembang subur di Tanah Air. Menteri Ryamizard ingin terus kekecewaan kita atas tragedi masjid Selandia Baru tetap logis bersandar pada Pancasila.

Ajakan Menteri Ryamizard supaya kita tak terprovokasi ulah teroris di masjid Selandia Baru adalah karakter sosok penyayang bangsa dan masyarakatnya penuh ketulusan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun