Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadilah Konten Kreator Berwawasan Kearifan Lokal

20 Juli 2019   11:36 Diperbarui: 20 Juli 2019   20:26 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial memang menjadi tempat yang menyenangkan di era milenial ini. Berbagai macam kelebihan bisa ditawarkan media sosial, bagipara penggunanya. Tidak hanya dikalangan anak-anak, tapi juga dikalangan dewasa. 

Dalam perjalanannya waktu, banyak juga diakalangan anak-anak, remaja dan dewasa mempunyai konten youtube sendiri. Dan channel ini youtube ini tidak hanya bisa digunakan untuk menyebarkan informasi, membuatnya terkenal, tapi juga bisa menjadikan pemasukan dari sisi finansial. Ruang ekspresi yang diberikan youtube inilah, yang akhirnya banyak dimanfaatkan oleh generasi milenial.

Dunia youtube sekarang ini pelan-pelan akan menjadikan dunia televisi. Orang menonton televisi pun juga mulai berkurang dan beralih ke youtube. Celah inilah yang kemudian banyak orang untuk ramai-ramai membuat channel youtube. 

Nah, apa jadinya jika channel ini digunakan untuk menyuarakan pesan-pesan yang tidak baik. Apa jadinya jika channel digunakan untuk menyuarakan kebencian antar sesama manusia. Tentu dampaknya akan tidak baik. Masyarkat yang mempercayai, akan mudah terprovokasi.

Dan hal ini, terjadi saat ini. Bahkan, kelompok radikal menggunakan berbagai cara untuk menebarkan propaganda radikalisme. Ketika ISIS masih berkuasa, youtube seringkali digunakan untuk menebar teror. Sampai akhirnya youtube terus melakukan pemblokiran, agar konten yang tidak baik tidak muncul.

Poinnya adalah, tidak ada yang salah dengan youtube. Yang salah adalah diri kita. Jika kita menggunakan youtube sebagai media untuk berkreasi, tentu hasilnya positif. Sebaliknya, jika digunakan untuk kepentingan negative, hasilnya pun tentu tidak baik. 

Jika konten yang kita sajikan menjadi viral, tentu pesan yang kita munculkan akan banyak diserap oleh publik. Bayangkan, jika yang viral tersebut berisi konten-konten yang mengandung kearifan lokal. 

Bayangkan jika yang viral adalah ajakan untuk saling menghargai keragaman dan mengedepankan kerukunan antar umat. Tentunya sekitar kita tidak lagi ada ujaran kebencian seperti yang terjadi saat ini. Tentu tidak ada lagi persekusi yang pernah terjadi sebelumnya.

Penyampaian nilai-nilai kearifan lokal melalui konten para youtuber perlu dilakukan, agar keragaman negeri ini tetap terjaga. Dengan menggunakan bahasa anak milenial, diharapkan anak-anak bisa memahami apa itu yang namanya tenggang rasa, toleransi, gotong royong dan lain sebagainya. Sebarkanlah nilai-nilai luhur warisan nenek moyang dengan bahasa gaul ala anak milenial. 

Ajarkanlah bagaimana cara saling memaafkan antar sesama. Ajarkanlah persatuan dan kesatuan melalui tayangan di youtube. Dengan menyebarkan pesan perdamaian dan konten kearifan lokal, maka paham radikalisme yang menyusup di media sosial bisa kita minimalisir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun