Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hiruk Pikuk Politik Jangan Jauhkan dari Semangat Ramadan

18 Mei 2019   16:27 Diperbarui: 18 Mei 2019   16:27 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik Damai - jalandamai.org

Jika melihat kondisi politik nasional jelang penetapan presiden dan wakil presiden terpiih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), sepertinya sangat memprihatinkan. Provokasi terus bermunculan, ajakan untuk people power oleh beberapa tokoh terus menjadi pembicaraan publik, dan media massa secara tak sadar terus 'memanasi' hal tersebut sehingga membuat politik nasional benar-benar semakin panas. Dan yang tidak habis pikir, perilaku beberapa elit dan tokoh politik justru membuat kita semakin geleng-gelang saja. Ada yang mengajak untuk tidak membayar pajak hingga mengajak publik untuk tidak mempercayai pemerintahan. Tak herah jika beberapa orang pun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh aparat kepolisian.

Dan sadar atau tidak, rencana dan ajakan untuk people power tersebut ternyata telah memancing kelompok radikal dan jaringan terorisme kembali muncul. Mereka merencanakan akan melakukan aksi terorisme dengan mendompleng rencana people power. Aparat kepolisian pun berhasil mengungkap rencana tersebut. Kalau sudah begini, siapa yang bertanggung jawab? Siapa pula yang dirugikan jika benar terjadi? Tentu kita sebagai masyarakat biasa yang dirugikan. Kita yang tak tahu menahu politik yang paling dirugikan.

Mari kita introspeksi. Mari menatap kedepan dengan optimisme dan kebaikan. Janganlah menjadi pribadi yang mudah marah, yang merasa disakiti, yang merasa paling benar dan perasaan 'merasa' lainnya. Mari kita belajar menerima pemimpin yang terpilih dari hasil proses demokrasi. Karena belajar menerima merupakan bagian dari proses berdemokrasi. Jika memang merasa dicurangi, mari kita laporkan kepada lembaga yang paling berhak. Jangan kemudian mengajak publik untuk tidak mempercayai dan meminta mendiskualifikasi paslon tertentu.

Ingat, sekarang ini mayoritas diantara kita masyarakat Indonesia sedang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. Ingat, dalam bulan Ramadan kita dianjurkan untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Ramadan jangan dimaknai sebagai upaya untuk melakukan jihad yang salah. Menebar provokasi dan teror atas nama apapun tidak dibenarkan. Dalam Islam sendiri pun tidak pernah mengajarkan untuk menebar provokasi dan teror. Islam merupakan agama damai. Karena itulah para pengikutnya harus membawa nilai-nilai perdamaian.

Ramadan harus bebas dari bibit kebencian dan radikalisme. Jangan jadikan bulan yang suci ini, untuk melakukan perbuatan yang tidak dibenarkan. Mari kita jadikan Ramadan ini sebagai memontum untuk menyatukan semua keragaman, persatuan dan kesatuan.

Jangan saling berseteru hanya persoalan politik. Jangan pula memancing kerusuhan, agar Indonesia yang beragam dan toleran ini tetap terjaga kedamaiannya. Mari saling mengingatkan. Jika kita mengklaim sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, semestinya tidak ada perilaku yang merugikan di bulan suci ini. Semoga kita bisa tetap saling mengingatkan dan introspeksi. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun