Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Baik Membangun, Jangan Merusak

23 September 2017   09:41 Diperbarui: 23 September 2017   10:11 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangun Negeri - yoolah.files.wordpress.com

Indonesia sudah dianugerahi keberagaman yang begitu indah oleh Allah SWT. Ratusan suku dengan berbagai adat istiadat yang melekat, memberikan warna tersendiri. Yang menarik adalah, keberagaman itu bisa saling bersandingan, saling menghargai, dan saling melengkapi. Ibarat taman, Indonesia merupakan taman yang penuh dengan warna-warni bunga yang indah dipandang mata. Jika kita berada di dalam taman yang indah dipandang mata itu, tentu akan memancarkan ketentraman bagi siapa saja yang memandangnya.

Keindahan dan ketentraman itulah yang mesti dibangun. Anugerah yang telah diberikan Allah SWT, harus dijaga oleh siapa saja dari generasi ke generasi. Jika pada pendahulu telah berjuang merebut kemerdekaan dan membangun fondasi negara, giliran kita sebagai generasi penerus untuk mengisi dan membangun kemerdekaan itu. Kemerdekaan jangan diartikan sebagai bebas sewenang-wenang melakukan tindakan pribadi atau kelompok. Kemerdekaan harus ditujukan untuk kepentingan bersama, yang bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Membangun bangsa perlu terus kita suarakan. Mengingat masih saja ada pihak-pihak yang berusaha membuat kedamaian di Indonesia terganggu. Provokasi demi provokasi terus saja dimunculkan. Kebencian demi kebencian terus diproduksi untuk membuat masyarakat terbelah. Baru-baru saja, masyarakat kembali diprovokasi untuk melakukan penyerangan kantor YLBHI, karena dianggap akan membangkitkan komunisme lagi. Masyarakat diharapkan juga lebih cerdas dalam menyikapi berbagai informasi, dan jangan mudah terprovokasi.

Belum lagi isu radikalisme dan terorisme, juga masih saja ada pihak-pihak yang menyusupkan di dunia maya. Akibatnya, tidak sedikit generasi muda kita yang terprovokasi dan menjadi korban. Ajakan jihad dengan cara berperang masi saja terus disuarakan. Padahal kalangan ulama berkali-kali menegaskan, tidak ada ajaran dalam Islam yang mengajarkan jihad dengan cara perang. Jihad yang sesungguhnya adalah mengendalikan hawa nafsu dan amarah. Mari kita introspeksi diri. Jangan menjadi generasi perusak. Sudah cukup persoalan yang ada di negeri ini. Mari kita cari solusi bersama, untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Bagaimana cara untuk membangun Indonesia lebih baik? Kembalilah pada Pancasila dan ajaran agama. Dengan memahami Pancasila, kita tidak akan melenceng dari adat istiadat budaya lokal. Tetap menjunjung tinggi tenggang rasa, mudah menolong, ramah kepada siapa saja. Karena itulah karakter kita sebagai bangsa Indonesia. Juga kembalilah pada ajaran agama. Di Indonesia mengakui agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Semuanya mengajakan untuk berlomba berbuat kebaikan. Semuanya mengajarkan untuk tidak saling membenci. Jika kita masih melakukan tindakan yang tidak sesuai Pancasila dan ajaran agama, semestinya harus segera disudahi.

Mari menjadi generasi yang bisa membangun, bukan generasi yang gemar merusak. Mari terus perkuat fondasi kebhinekaan yang telah dilakukan para pendahulu. Dengan berkomitmen mambangun negeri, Indonesia akan tumbuh dan berkembang menjadi negara yang besar, yang tetap mengedepankan keberagaman. Namun jika kita menjadi generasi perusak, maka negeri ini akan hancur oleh warga negaranya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun