Mohon tunggu...
Hakim Esbe Mulyono
Hakim Esbe Mulyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

"Tak peduli seberapa cepat anda melangkah; jika anda salah arah, anda tetap harus kembali ke kilometer nol. Tak peduli seberapa lambat anda melangkah; jika arah anda benar, anda akan tetap sampai di tujuan." (HSBM)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjelang Pemilu, Dunia Semakin Bau

28 Januari 2019   17:39 Diperbarui: 28 Januari 2019   18:55 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini kisah mengandung hikmah.
Sangat mengharukan.
Kisah berlinang air mata. 
Siapkan tisu saat membacanya.

Ini kisah lama tentang seorang kakek yang dijahili oleh cucunya. Saking eratnya hubungan mereka, sang cucu berani menjahili kakeknya. Pada saat sang kakek sedang tertidur pulas di ruang tamu, sang cucu iseng mengolesi ujung hidung sang kakek dengan tahi kucing. Adengannya mirip video prank. (Don't try this at home)

Ketika sang kakek bangun, ia pun terheran-heran. Tiba-tiba ia disergap oleh bau tak sedap. Segera saja ia memanggil pembantunya. Sang pembantu disuruh untuk membereskan apa saja yang ada di ruang tamu itu.

"Bereskan semuanya," perintahnya. "Tata kembali pajangan-pajangan usang itu. Lihat sudut-sudut ruangan. Sapu semua kolong kursi sampai bersih. Buang semua kotoran yang ada di ruangan ini. Ruang tamu masak bau begini..."

Sang kakek lalu masuk ke kamar tidurnya. "Kenapa kamar ini bau tahi kucing?" katanya keheranan. Ia pun memanggil pembantunya yang lain untuk membereskan kamarnya yang bau itu.

Kemudian sang kakek mengitari dapur, kamar mandi, mondar-mandir di dalam rumah, dan kemudian keluar ke teras rumah. "Rumah ini kok bau sekali," katanya. Ia pun memanggil semua anak-anaknya. "Ayo semua kerja bakti membereskan seisi rumah. Temukan biang bau tak sedap ini. Aku tak tahan baunya... Mirip bau tahi kucing."

Karena rumah sedang dibereskan, sang kakek memutuskan untuk jalan-jalan. Belum sampai keluar pagar, ia bergumam, "Tanaman-tanaman ini juga bau. Ada yang tidak beres dengan rumah ini... Mencurigakan sekali..."

Ketika ia jalan-jalan mengelilingi kompleks rumahnya, setelah kesana-kemari masuk ke jalan yang berbeda-beda, ia pun berkomentar, "Apa petugas kebersihan kompleks ini nggak becus kerja ya? masak seluruh jalanan bau begini..."

Lalu sang kakek pergi ke stasiun KRL terdekat dan ia pun mencium bau tak sedap di sana. "Stasiun KRL ini jorok sekali. Baunya seperti tahi kucing."

Saat sang kakek naik salah satu gerbong KRL, dia masih mencium bau yang sama. "Gerbong ini kayaknya perlu segera diganti... Bau sekali."

Ia pindah dari satu gerbong ke gerbong yang lain untuk sekedar memeriksa. Ia terusik dengan bau tak sedap tepat yang tajam diciumnya. Ia pun mulai jengkel dan berkata, "Siapa yang ngurusin KRL ini... Gak becus! Baunya menusuk sekali di hidung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun