Mohon tunggu...
Hakiem Syukrie
Hakiem Syukrie Mohon Tunggu... -

periset pada Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masjid Laju Kepanjen, Masjid Pertama Kraton Sumenep

4 Februari 2014   13:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Laju Kepanjen, Masjid Pertama Kraton Sumenep

[caption id="attachment_310204" align="aligncenter" width="300" caption="Gang menuju Masjid Kepanjen Sumenep"][/caption] Kalau anda berkesempatan berkunjung ke Sumenep Madura, coba tanya masjid Kraton disebelah mana? Penduduk setempat langsung mengarahkan anda ke masjid Jami’. Padahal ada masjid tua yang menjadi cikal bakal berdirinya masjid Jami’ yaitu masjid Laju di Kepanjen Sumenep.

Masjid Laju Kepanjen Sumenep sebenarnya bukan nama resmi masjid ini, Laju (b. Madura) artinya tua atau lama, untuk menggambarkan bahwa masjid ini sudah sangat lama. Nama resminya Masjid al-Mukmin. Terletak di Jl. Kepanjen, seberang kantor Bupati Sumenep. Kalau tidak ada papan yang tertempet di gerbang, orang mungkin akan terkecoh kalau disitu terdapat masjid. Posisinya menyatu dengan perumahan penduduk. Terletak di Kabupaten paling timur pulau Madura pada titik koordinat 70 0’ 28” S dan 1130 51’ 31” E.

Waktu kesana tahun 2012, saya bertemu dengan pengurusnya, Raden Abdul Gofur. Seorang pensiunan pegawai Departemen Agama. Saat itu usianya sudah sepuh, namun suaranya masih gagah. Bahkan mengajak saya balapan naik sepeda onthel. Hi hi hi. Saat itu, saya juga diperlihatkan sebuah manuskrip pembangunan masjid Jami’ Sumenep. alhamdulilah-nya saya ditemani karib saya asli Batang-batang. Dia yang memberi kases terutama komunikasi. Junaidi dia punya nama.

13914962231476660442
13914962231476660442
Teras Masjid Kepanjen Sumenep

Menurut penuturannya, Masjid ini merupakan masjid pertama yang didirikan olehpenguasa Sumenep saat itu. Masjid ini didirikan sekitar 150 tahun lebih awal dibandingkan dengan masjid Jami’ Sumenep, berdiri pada tahun 1757, atau sekitar awal abad ke-17 Masehi.

Masjid ini memiliki denah persegi panjang pada ruang utamanya dengan ukuran 8 m x 10 m. Sebelah utara ruang utama terdapat ruang pawestren berukuran 4,5 m x 8 m. Sebelah timur ruang utama terdapat serambi berukuran 12,5 m x 5 m.

Pada bagian depan ruang utama terdapat mihrab dengan dua bangunan kecil disamping utara selatannya. Bangunan kecil sebelah utara berfungsi sebagai mimbar. Sedangkan pada sisi selatan, awalnya, kemungkinan sebagai maksurah yang beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan al-Qur’an.

Di bagian tengah ruangan terdapat 4 tiang utama berbentuk segiempat yang sudah dibalut dengan semen. Terdapat 6 buah pintu, 3 buah berada pada bagian depan; 2 buah pada sebelah utara sebagai penghubung ke ruang pawestren; satu pintu sebelah selatan digunakan sebagai pintu keluar Imam atau khotib.

[caption id="attachment_310214" align="alignleft" width="300" caption="Mimbar Masjid Kepanjen mirip Mimbar Masjid Jami"]

13914964851837904768
13914964851837904768
[/caption] idak terdapat ornamen khusus pada masjid ini, selain hiasan salib portugis atau tapak dara yang menyilang di atas ventilasli pintu utama sebagai pengait tulisan Allah. Jika dilihat dari model bangunan mimbarnya serta tiang-tiang lengkung pada serambi, ada kemungkinan perehaban masjid ini meniru gaya masjid Jami’ sumenep, atau mungkin sebaliknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun