Mohon tunggu...
Hajizah Azzahra
Hajizah Azzahra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Peran Aqidah terhadap Wabah Covid-19"

14 Agustus 2020   12:44 Diperbarui: 14 Agustus 2020   13:55 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Bagaimana sikap kita? Ada sebagian sikap kaum muslim yang mengatakan bahwa bukankah kematian itu di tangan Allah? "Oleh karna itu, kalau Allah menjadikan sehat ya sehat, kalau sudah sakit ya sakit.

Padahal kita perlu ikhtiar dalam menyikapi pandemi global ini, justru karena takut kepada Allah, maka kita sebagai seorang hamba dalam menghadapi virus ini harus dengan sesuai tuntunan-Nya. Pada saat wabah terjadi di zaman Rasul, beliau memberi tuntunan dalam sebuah hadis yang isinya ketika di suatu tempat ada wabah, maka tidak boleh orang yang berada di lingkungan wabah itu keluar dari tempat itu. Dan orang yang di luar tidak boleh masuk ke dalam tempat wabah beredar. Tuntunan dari Rasul tersebut sebagai bagian dari ikhtiar seorang hamba dalam menyiapi pandemic saat ini
Di antara ikhtiar-ikhtiar sebagai akhlak kita, agar kita yang sehat supaya tidak jadi bagian yang tertular covid-19. Ini penting. Karena kalau kita salah dalam mengambil sikap, virus dapat menimpa dan memperburuk kesehatan kita, satu-satunya kepastian di masa depan adalah kematian. 

Waktu kematian seseorang memang sudah ditentukan oleh Allah Swt. Namun, kematian merupakan peristiwa yang misterius sehingga manusia harus berupaya untuk tetap merawat kehidupan dengan baik. QS. Al-A'raf ayat 34 yang artinya, 'Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.'

Sebagai seorang mukmin tentunya panutan kita adalah Nabi Muhammad Saw sebagai uswatun hasanah. Ketika ada ikhtiar physical distancing, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan lain-lainnya, semua adalah akhlak seorang mukmin ketika menghadapi Covid-19 saat ini, Covid-19 secara keilmuan lawannya adalah sistem imun manusia.

Pertahanan satu-satunya yang bisa diandalkan untuk saat ini dalam menghindari penularan covid-19 adalah menjaga imunitas masing-masing dengan menjaga kebersihan, makan makanan yang sehat, halal dan thayyib, yang mengandung nutrisi yang baik, yang dibutuhkan oleh tubuh, istirahat yang cukup dan melakukan olahraga yang teratur.

Maka ketika vaksin anti virus belum ditemukan, kita berusaha menjaga bagaimana agar tubuh tetap dalam kondisi optimal dan harus tetap semangat dalam menjalani aktivitas, agar dalam menyikapi wabah global ini disikapi dengan optimis bahwa semuanya akan berakhir dan apa yang telah terjadi pasti ada hikmah dibalik semuanya.

Dalam hadis Nabi yang diriwayatkan Muslim menyebutkan bahwa setiap penyakit yang Allah turunkan akan disertai dengan obatnya. Yang lebih penting lagi, selain menjaga kesehatan fisik dan mental, kita harus membangun peran spiritual dengan baik. Salat jalan terus di rumah. Jadi kita menjalani salat di rumah, sesungguhnya sedang menjalankan sunnah Nabi yang lain.

 Maka spiritual harus tetap dijaga, baca al Quran dan salat malam harus tetap berjalan, ikhtiar lain yang tidak kalah penting adalah berdoa kepada Allah agar tidak menjadi bagian yang terkena wabah sekaligus mendoakan mereka yang telah jadi pasien positif Covid-19.

Doa adalah kekuatan orang beriman. Doa bisa menyelamatkan seseorang dari suatu bencana. Selain doa, ketika dalam kondisi seperti ini, teringat dengan sabda Rasul yang menegaskan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaat kepada sesamanya. Maka kalau kita berada dalam kondisi yang sehat, kita harus tampil menjadi bagian orang yang membawa solusi terhadap permasalahan ini.

Wabah ini tak dapat diatasi dengan tepat tanpa sinergi yang baik antara individu, masyarakat dan negara. Ketiganya harus berjuang bersama dalam menghadapi bencana dengan landasan yang sama dan satu, yakni ketaqwaan kepada Allah. Bagi seorang muslim, yang beriman kepada Allah, tentunya harus senantiasa mengingat Allah.

Memperkuat keyakinan bahwa Allah Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Segala sesuatu yang Ia ciptakan wajib tunduk pada aturan-Nya. Dalam hal virus corona, setiap mukmin wajib meyakini bahwa makhluk mikron tak kasat mata ini pun ciptaan-Nya. Dan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan qodarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun