Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah Tentang Ujian Allah Setelah Akal Dan Nafsu Diciptakan

28 Maret 2025   14:59 Diperbarui: 28 Maret 2025   15:06 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nafsu dan Akal (minanews.net)

Riwayat yang Anda sebutkan tentang penciptaan Akal dan Nafsu memang populer dalam berbagai ceramah dan kitab-kitab tasawuf, tetapi tidak ditemukan dalam kitab hadis yang sahih atau hasan. Kisah ini lebih banyak dikutip dalam literatur sufi dan hikayat sebagai bentuk pelajaran tentang peran akal dan nafsu dalam kehidupan manusia.

Ringkasan Kisah dalam Versi Umum

Diriwayatkan bahwa Allah menciptakan Akal terlebih dahulu dan bertanya kepadanya:

"Siapakah engkau?"
Akal menjawab: "Aku adalah hamba-Mu, dan Engkau adalah Tuhanku."
Maka Allah memuliakan Akal.

Kemudian Allah menciptakan Nafsu dan bertanya kepadanya:

"Siapakah engkau?"
Nafsu menjawab: "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."

Karena jawaban tersebut menunjukkan kesombongan, Allah memasukkan Nafsu ke dalam neraka selama 1000 tahun. Setelah dikeluarkan dan ditanya kembali, Nafsu tetap menjawab dengan kesombongan yang sama. Maka Allah menghukumnya lagi hingga beberapa kali. Akhirnya, setelah Nafsu diuji dengan kelaparan, ia mengakui ketergantungannya kepada Allah dan tunduk.

Sumber Kisah

Kisah ini sering dikaitkan dengan para ulama sufi seperti Imam Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin atau dalam hikayat-hikayat sufi lainnya. Namun, tidak ada riwayat hadis sahih yang menyebutkan kisah ini secara langsung dari Rasulullah .

Kisah ini lebih bersifat hikmah atau ibrah (pelajaran) dalam kajian tasawuf tentang bagaimana akal cenderung tunduk kepada kebenaran, sedangkan nafsu harus diuji dan dikendalikan agar tidak menjadi sombong dan membangkang terhadap perintah Allah. Namun, karena tidak ada sanad yang kuat dalam literatur hadis, kisah ini tidak bisa dianggap sebagai hadis Nabi yang sahih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun