Riwayat yang Anda sebutkan tentang penciptaan Akal dan Nafsu memang populer dalam berbagai ceramah dan kitab-kitab tasawuf, tetapi tidak ditemukan dalam kitab hadis yang sahih atau hasan. Kisah ini lebih banyak dikutip dalam literatur sufi dan hikayat sebagai bentuk pelajaran tentang peran akal dan nafsu dalam kehidupan manusia.
Ringkasan Kisah dalam Versi Umum
Diriwayatkan bahwa Allah menciptakan Akal terlebih dahulu dan bertanya kepadanya:
"Siapakah engkau?"
Akal menjawab: "Aku adalah hamba-Mu, dan Engkau adalah Tuhanku."
Maka Allah memuliakan Akal.
Kemudian Allah menciptakan Nafsu dan bertanya kepadanya:
"Siapakah engkau?"
Nafsu menjawab: "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."
Karena jawaban tersebut menunjukkan kesombongan, Allah memasukkan Nafsu ke dalam neraka selama 1000 tahun. Setelah dikeluarkan dan ditanya kembali, Nafsu tetap menjawab dengan kesombongan yang sama. Maka Allah menghukumnya lagi hingga beberapa kali. Akhirnya, setelah Nafsu diuji dengan kelaparan, ia mengakui ketergantungannya kepada Allah dan tunduk.
Sumber Kisah
Kisah ini sering dikaitkan dengan para ulama sufi seperti Imam Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin atau dalam hikayat-hikayat sufi lainnya. Namun, tidak ada riwayat hadis sahih yang menyebutkan kisah ini secara langsung dari Rasulullah .
Kisah ini lebih bersifat hikmah atau ibrah (pelajaran) dalam kajian tasawuf tentang bagaimana akal cenderung tunduk kepada kebenaran, sedangkan nafsu harus diuji dan dikendalikan agar tidak menjadi sombong dan membangkang terhadap perintah Allah. Namun, karena tidak ada sanad yang kuat dalam literatur hadis, kisah ini tidak bisa dianggap sebagai hadis Nabi yang sahih.