Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gerakan Mahasiswa: Indonesia Gelap vs Indonesia Emas 2045. Apakah Ini Cermin Rakyat Masih Pesimis Dan Skeptis ?

20 Februari 2025   17:11 Diperbarui: 20 Februari 2025   20:57 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi unjuk rasa yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengangkat tema Indonesia Gelap. (Liputan6.com/Helmi)

Tagar "Indonesia Gelap" yang diusung dalam demonstrasi mahasiswa bukan sekadar ekspresi pesimisme, tetapi juga kritik tajam terhadap berbagai aspek kebijakan negara, termasuk penegakan hukum, pemberantasan korupsi, aspek anggaran, dan program-program pemerintah. Berikut adalah beberapa isu utama yang menjadi sorotan:

1. Penegakan Hukum: Lemah dan Tidak Independen

Salah satu alasan mahasiswa turun ke jalan adalah krisis kepercayaan terhadap institusi hukum. Beberapa persoalan utama meliputi:

  • Tebang pilih dalam penegakan hukum Kasus hukum terhadap rakyat kecil cenderung berjalan cepat, sementara kasus yang melibatkan elit politik atau konglomerat sering kali mandek atau mendapatkan perlakuan khusus.
  • Politisasi hukum Ada kekhawatiran bahwa hukum digunakan sebagai alat kekuasaan untuk membungkam kritik atau lawan politik.
  • Lemahnya perlindungan terhadap aktivis dan jurnalis Banyak kasus kriminalisasi terhadap mereka yang bersuara kritis terhadap kebijakan pemerintah.
  • Meningkatnya kekerasan aparat terhadap demonstran Mahasiswa sering menghadapi tindakan represif ketika menyampaikan aspirasi.

2. Pemberantasan Korupsi: Mandul dan Melemah

Korupsi masih menjadi momok besar di Indonesia, tetapi upaya pemberantasannya justru dianggap melemah:

  • Melemahnya KPK Revisi UU KPK yang dilakukan pada 2019 dianggap sebagai titik balik melemahnya lembaga ini. Banyak kasus besar tidak lagi diusut secara agresif.
  • Imunitas bagi pejabat dan politisi tertentu Kasus-kasus besar seperti dugaan korupsi di sektor tambang, bansos, hingga proyek strategis nasional sering kali hanya menyeret pelaku kecil, sementara aktor utama tidak tersentuh.
  • Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia menurun Data dari Transparency International menunjukkan tren negatif dalam pemberantasan korupsi.

3. Aspek Anggaran: Tidak Transparan dan Boros

Salah satu sorotan utama mahasiswa adalah pengelolaan anggaran negara yang dianggap tidak berpihak pada rakyat:

  • Anggaran proyek mercusuar vs kebutuhan rakyat Pemerintah terus mengalokasikan dana besar untuk proyek-proyek infrastruktur raksasa, sementara sektor pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial masih menghadapi keterbatasan dana.
  • Utang negara yang semakin membengkak Rasio utang terhadap PDB meningkat, tetapi pemanfaatannya sering dipertanyakan.
  • Belanja pegawai dan birokrasi terlalu besar Alih-alih efisiensi, anggaran lebih banyak tersedot untuk gaji pejabat dan birokrasi dibanding investasi produktif.
  • Minimnya transparansi anggaran Banyak proyek yang tidak memiliki akuntabilitas yang jelas, meningkatkan potensi penyimpangan.

4. Aspek Program: Tidak Efektif dan Tidak Berpihak pada Rakyat

Banyak program pemerintah yang dinilai tidak tepat sasaran atau hanya sekadar pencitraan:

  • Program bantuan sosial sering dijadikan alat politik Pembagian bansos kerap tidak transparan dan digunakan untuk kepentingan elektoral.
  • Program hilirisasi tambang yang menguntungkan oligarki Kebijakan hilirisasi nikel, misalnya, lebih banyak menguntungkan perusahaan besar dibandingkan rakyat biasa.
  • Program digitalisasi dan ekonomi kreatif yang tidak merata Sektor teknologi dan startup berkembang pesat, tetapi petani, nelayan, dan UMKM masih tertinggal jauh.
  • Pendidikan dan kesehatan yang masih bermasalah Kurikulum sering berganti, tenaga pendidik kurang diperhatikan, dan layanan kesehatan masih sulit diakses oleh masyarakat miskin.

5. Kebijakan Pemerintah yang Tidak Pro-Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun