Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menerima Perbedaan di Indonesia Sama Halnya Menikmati Warna pada Sebuah Lukisan (Seri II)

16 April 2021   22:20 Diperbarui: 17 April 2021   00:15 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakaian adat maluku (sumber - Rimbakita.com)

Bangga menjadi WNI, lahir sebagai generasi indonesia yang tumbuh dan besar di negara indonesia yang menurut saya sangat luar biasa indah ini. Indonesia kita ini tidak sama dengan negara manapun, jika ada kesamaan pun pasti ada satu hal yang pada substansinya membedakan eksistensi sebenarnya sebuah negara bangsa itu berada. Baca artikel sebelumnya di : Seri I

Melihat keindahan indonesia itu sama halnya menikmati keindahan sebuah lukisan dari seorang seniman lukis, lukisan yang tidak hanya monoton dengan satu warna, hitam atau putih saja. Melihat indonesia menjadi indah seperti sebuah lukisan jika lukisan itu memiliki kontras warna dari banyak segi penglihatan. Artinya tidak akan indah sebuah negara kalau tidak ada berbagai ras dan agama atau perbedaan didalamnya sebagai sebuah warna indah, ini sebuah karunia yang luar biasa.

Sekali lagi saya tekankan, indonesia adalah surga dibumi menurut hemat saya, banyak negera dikaruniai gografis yang indah, ada juga suku bangsa, ada adat, aturan sosial, memiliki talenta dalam mendorong inovasi-inovasi agar kehidupan bernegara lebih baik. Mereka tidak akan mampu menandingi, tidak akan bisa menyaingi indonesia, tidak mampu  seindah indonesia. Tidak bisa menerima perbedaan seperti yang dilakukan indonesia. Negara kita ini unggul dalam banyak hal termasuk penerimaan kita terhadap beragam perbedaan di dalamnya

Toleransi umat beragama adalah jalan terbaik bagaimana merawat perbedaan. Karena berbeda menurut saya dapat menyuguhkan sesuatu yang baru, kekuatan yang baru yang juga diinginkan negera lain, negara lain menginginkan kesetaraan dan kekuatan seperti indonesia. Namun, jika kita memimpikan sebuah negara yang indah dengan menginginkan hanya ada satu budaya, adat atau agama di dalamnya, sangatlah mustahil keindahan itu datang.

Keindahan itu ada kotras-kontrasnya, ada berbagai warna, ada berbagai pandangan dari suku, ras, agama dan semuanya. Adanya sebuah keindahan karena adanya dualitas (perbedaan). Jadi kalau masih memimpikan sebuah negera yang indah dan menginginkan hanya ada satu agama, ras, atau suku tertentu, sudah barang tentu kita tidak menemukan keindahan hidup bernegara yang sesungguhnya. Karena Bentuk negara NKRI adalah pengikat keberagaman dari sabang samapi merauke.

Cara indonesia mengelola perbedaan.

Indonesia menciptakan sebuah identitas beragam dalam kesatuan Bhineka Tunggal Ika, menjadi indonesia yang  jaya dengan beragam perbedaan. Percaya atau tidak, negara-negara lain terutama negara tetangga dengan pertanyaan besar, mengapa bisa indonesia menerima semua itu, perbedaan mencolok dapat di satukan , ras suku dan agama. Ya karena rakyat indonesia menerima dan mengakui keberadaan NKRI sebagai harga dari persatuan seluruh perbedaan tadi.

Indonesia berjuang menyatukan banyak kepala, pikiran, banyak rasa, banyak suku dalam sebuah identitas yang tidak akan tertukar. Kemerdekan memiliki nilai besar dan toleransi adalah nafas penyatuan indonesia atas keberagaman umat beragama di Indonesia.

Saya mengajak kita kembali lagi pada deklarasi bung karno 1945. Subuah kesatuan yang mengakomodir keberagaman perbedaan dalam kesatuan Bhineka Tunggal Ika. Beda pulau. Etnik dan suku tetapi mampu menjadi satu negara indonesia. Soekarno dan Hatta, mewakili keberagaman dalam sebuah deklarasi kemerdekaan yang menyetakan bangsa Indonesia yang selanjut menjadi NKRI telah di akui keberadaannya dan didalamnnya telah atau terdapat bebagai kehidupan sosial masyarakat.

Perjuangan sampai pada mengakui negera dengan eksistensi besar, artinya kehadiran NKRI membuktikan bahwa perjuangan perbedaan tadi melahirkan sebuah nilai yang besar. Persatuan antara tokoh agama seperti pendeta, ulama dan kiyai, pastor dan biksu dan semua perbedaan ini menjadi satu kesempurnaan kekuatan yang bernamakan kemerdekaan. NKRI hadir dengan pengakuan perbedaan serta toleransi yang tinggi dari rakyat indonesia secara kolektif

Indonesia sangat tahu, sangat paham menyelesaikan masalah perbedaan pendapat, tahu cara menyelesaikan konflik perbedaan dengan suatu hukum. Indonesia tidak hanya memiliki hukum negara sebagai konstitusi, indonesia juga punya hukum adat. Keberadaan (local wisdom) ini diakui dan sandingkan dengan hukum konstitusi negara menjadikan indonesia menemukan jalan kelaur menyelesaikan perbedaan. Kalau ada orang yang melakukan perbuatan pidana maka itu harus di adili, itu hukum negara. Tapi indonesia punya pertimbangan lain karena ada hukum adat yang berafiliasi di dalam sosiao cultur tadi. Tentang hukum adat nanti di bahas dalam bahasaan yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun