Mohon tunggu...
Haihai Bengcu
Haihai Bengcu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang Tionghoa Kristen yang mencoba untuk melakukan sebanyak mungkin hal benar. Saling MENULIS agar tidak saling MENISTA. Saling MEMAKI namun tidak saling MEMBENCI. Saling MENGISI agar semua BERISI. Saling MEMBINA agar sama-sama BIJAKSANA.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesta Obor Cap Go Meh

11 Februari 2017   20:01 Diperbarui: 11 Februari 2017   20:22 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karena kesusilaan (li 禮) tidak diajarkan lagi oleh para Junzi 君子 dengan lengkap dan benar maka jalan (dao) sembahyang Cap go meh Tionghoa pun tidak dipahami lagi oleh orang-orang Tionghoa generasi ini.

Orang-orang Tionghoa Indonexia dan Asia Tenggara menyebutnya cap go meh (shíwǔ míng  十五暝) artinya malam ke lima belas. Malam itu bulan purnama. Orang Taiwan menyebutnya yuánxiāo jié 元宵 節 artinya penghelatan malam pertama. Itu adalah malam purnama pertama tahun ini.

Tujuh ribu tahun kebudayaan dan lima ribu tahun sejarah! Itulah semboyan sejarahan Tionghoa yang juga diakui para sejarahwan manca negara. Apakah penghelatan Cap go meh ada sejarahnya? Tentu saja ada. Kenapa mereka yang menggelari dirinya budayawan Tionghoa justru mengagul-agulkan DONGENG picisan sebagai sejarah Cap go meh? Karena mereka budayawan telolet. Bwa ha ha ....

Siapa yang paling sering ditanyai wartawan tentang Cap go meh? Tentu saja para dukun hongshui dan penjaga klenteng serta biksu Buddha. Dari mana sumber pustaka mereka? Dari isapan jempol. Para blogger Tionghoa pepesan kosong juga “kegau” (sok tahu) menyebarkan dongeng Cap go meh.

Kitab Lijing mencatat bahwa raja Diku 帝嚳 yang berhasil memetakan bintang-bintang dan planet-planet lalu mengajari rakyat untuk memanfaatkannya. Raja Yao (2356 SM - 2255 SM) yang menyusun hukum dan penegakkan hukum serta keadilan sosial.

Kalender Imlek dan penetapan hari-hari besar agama Tionghoa yang kita miliki saat ini adalah peninggalan karya besar  raja Diku dan raja Yao yang sudah berumur hampir 5000 tahun yang lalu. Tindakan orang-orang Tionghoa generasi ini menghargai dongeng pepesan kosong hari-hari besar agama Tionghoa para dukun hongshui benar-benar memalukan.

Obor Dan Lampu

Pada hari sembahyang, Raja wang 王 mengenakan topi kulit, mendengarkan petunjuk pemimpin upacara jibao 祭報, menunjukan kepada rakyat betapa khusuknya atasan mereka. Bahkan yang sedang berkabung pun tidak menangis, tidak ada yang berani mengenakan pakaian kabung. Jalan-jalan diperciki dengan air, disapu bersih dan tanahnya dibalik.  Di kampung-kampung, obor zhu 燭 dinyalakan di pematang-pematang sawah. Tanpa perintah rakyat meneladani atasannya. Liji IX:II:5 – Jiao tesheng

Beratus lampu di halaman tingliao 庭燎 dimulai oleh Qi huangong (643 SM). Dimainkannya musik sixia 肆夏  dalam pesta pembesar dimulai oleh Zhao wenzi (541 SM). Liji IX:I:8 - Jiao tesheng

Tersebut di atas adalah catatan tentang sembahyang di altar Jiao 郊 kerajaan Xia 夏 (2070 SM – 1600 SM).  Sesuai dengan tradisi, raja-raja Xia melakukan sembahyang pada malam hari. Masyarakat menyalakan obor untuk mendukungnya. Selanjutnya kita melihat bahwa obor sudah diganti dengan lentera.   

Tianzi 天子 anak Yang Mahatinggi melakukan sembahyang Yue 礿  musim semi secara pribadi. Sembahyang Di 禘 musim panas dan sembahyang Chang 嘗 musim gugur serta sembahyang zheng 烝 musim dingin dilakukan bersama-sama. Apabila Zhuhou 諸侯 rajamuda melakukan sembahyang Yue, maka dia tidak melakukan sembahyang Di. Bila sembahyang Di, tidak sembahyang Chang. Bila sembahyang Chang tidak sembahyang Zheng. Melakukan sembahyang Zheng tidak sembahyang Yue. Rajamuda juga melakukan sembahyang Yue secara pribadi. Sembahyang Di dilakukan satu kali secara pribadi dan satu kali bersama-sama. Sembahyang Chang dan Zheng dilakukan bersama-sama. Liji III:III:8 – Wangzhi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun