Mohon tunggu...
Hafizh Nursalam
Hafizh Nursalam Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusana Keteknikan Pertanian, Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hari 0 Emisi, Apa Itu Carbon Footprint?

22 September 2020   07:04 Diperbarui: 22 September 2020   07:12 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: aepenergy.com

Dalam memperingati hari 0 emisi saya ingin membuat artikel yang berkaitan dengan hal tersebut. Hari 0 emisi merupakan salah satu hari yang didedikasikan untuk lingkungan hidup alias bumi. Hari 0 emisi ini diperingati pada tanggal 21 September pada setiap tahunnya di seluruh dunia. Mengapa hal ini patut diperingati? yang jelas sebagai bentuk campaign atau kampanye kepada seluruh orang yang ada di bumi untuk bisa memulai gaya hidup dengan meminimalisir emisi yang dihasilkan setiap harinya.  

Ada istilah Carbon Footprint, pada awalnya istilah digunakan untuk menilain kira-kira akan butuh berapa bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia dimana kebutuhan manusia ini dalam kesehariannya akan disama ratakan.  Atau bisa juga disebut total emisi atau gas ruma kaca (Karbon Dioksida, Metana, dan lain-lain) yang dihasilkan dari aktivitas individu, sebuah peristiwa, organisasi, industri, dan bahkan sebuah produk. 

Emisi sendiri itu apa sih? Emisi merupakan gas buang yang dihasilkan dari sisa pembakaran, salah satunya adalah dari mesin bermotor. Emisi pun bukan hanya berasal dari indusri-industri yang menggunakan mesin bermotor loh. Manusia dalam aktifitas sehari-hari pun menghasilkan banyak emisinya sendiri, contohnya pada saat memasak untuk sarapan, makan siang, makan malam dan kegiatan sehari-hari lainnya. Emisi ini dapat dikategorikan sebagai gas rumah kaca. 

Istilah gas rumah kaca digunakan untuk  gas-gas yang dihasilkan secara alami maupun akibat aktifitas manusia kemudian berkumpul dan menggumpal menjadi sebuah selimut yang berada di atmosfer sehingga membuat atau membentuk efek rumah kaca. Dimana apabila gas rumah kaca ini terbentuk dalam kurun waktu yang lama, maka akan menimbulkan pemanasan global atau perubahan iklim (climate change). 

Beberapa ilmuwan memprediksi apabila iklim bumi berubah secara drastis dan suhu bumi meningkat hingga 2 derajat celcius maka bumi tidak akan bisa ditempati kembali. Dan pada tahun 2020 suhu di bumi rata-rata meningkat 0,77 derajat celcius dibandingkan pada tahun 1981.

Lantas apa solusi yang bisa kita lakukan? Kita sebagai masyarakat dunia bisa memulai gaya hidup yang dapat membantu mengurangi timbulnya emisi Salah satunya dapat dengan mengurangi penggunaan produk sekali pakai, mengedukasi orang sekitar kita tentang hal ini, dan juga bisa dengan menanam tanaman.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun