Intoleransi adalah sikap yang tidak menerima pandangan orang lain dan tidak mampu dalam menghargai dan memahami orang lain. Sedangkan agama selalu mengajarkan norma-norma kebaikan, seperti: saling mengenal satu sama lain walaupun berbeda agama, mengasihi, memahami, menghargai, dan saling tolong-menolong dalam kebaikan. Sifat ini biasanya terjadi karena adanya perbedaan cara pandang dalam memahami ajaran secara tekstual yang kemudian menimbulkan pengalaman berbeda diantara umat beragama, selain itu adanya fanatisme dalam beragama yang terlalu berlebihan sehingga ia lupa dengan hak-hak yang dimiliki orang lain yang berbeda keyakinan. Dan faktor yang sangat mendorong timbulnya sifat ini adalah handphone yang sering digunakan masyarakat untuk berkomunikasi, bersosial, serta dapat dengan mudah mengakses pengetahuan apapun dengan mudah, sehingga seseorang yang memainkannya tidak terbiasa dengan perbedaan dan tidak tertanam dalam hatinya untuk melihat masalah dari berbagai macam sudut pandang, seharusnya adanya handphone ini masyarakat dapat dengan mudah bertukar pikiran dan saling melihat sudut pandang satu sama lain, dan menjadikan arus globalisasi ini sebagai fenomena yang dapat menerima pendapat orang, dan meningkatkan rasa toleransi serta menerima setiap perbedaan.
Islam adalah agama yang Rahmatan lil'alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam. Slogan ini memiliki nilai moral yang mendalam bahwa sebagai muslim juga harus bisa membawa rahmat bagi setiap manusia tanpa memandang suku, ras, dan agama. Hal ini tidak sejalan dengan sikap intoleransi yang hanya menganggap hanya dia yang paling benar serta tidak mau menerima perbedaan. Dan juga tidak sejalan dengan nilai Bhineka Tunggal Ika yang bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu, semboyan ini mencerminkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan seperti toleransi, moderat, dan saling gotong royong dalam kebaikan.
Bagaimana Cara menyikapinya?
Masyarakat Indonesia dapat dikatakan sebagai masyarakat multikultural dengan beragam macam suku, ras, budaya, dan agama. Dari sekian macam perbedaan tersebut terkadang masyarakat dihadapi dengan konflik yang terjadi antara satu golongan dengan golongan lain yang biasanya terjadi akibat ego atau sikap tidak terima dengan perbedaan tersebut. Oleh sebab itu kita harus belajar cara menyikapi konflik tersebut dengan bijak. Langkah pertama, kita harus menanamkan sikap moderat dengan mengubah pola pikir kita agar tidak terlalu berlebihan dan mengambil jalan tengah supaya kita bisa menerima setiap perbedaan dan menyikapinya dengan baik. Langkah kedua, melakukan diskusi terbuka agar saling memahami sudut pandang satu sama lain, dan memberikan edukasi bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dan harus dihormati. Langkah ketiga, hendaknya pemerintah ikut andil dalam konflik ini dan memberikan edukasi kepada masyarakat supaya slalu hidup rukun dan adil terhadap golongan minoritas demi terciptanya lingkungan yang harmonis dan saling gotong royong dalam kebaikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI