Mohon tunggu...
Hafiz Syafira
Hafiz Syafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum, selamat datang di profil saya semoga artikel saya bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penerapan Kato Nan Ampek dalam Kehidupan Sehari-hari di Minangkabau

27 Februari 2021   12:57 Diperbarui: 2 Maret 2021   21:33 15537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak orang yang mengatakan kalau kita harus berhati hati ketika berbicara supaya lawan bicara tidak tersinggung dengan perkataan kita, kadang kadang kita berbicara namun kata kata yang kita ucapkan tidak sesuai dengan orang yang kita ajak bicara makanya harus memperhatikan setiap hal yang akan kita katakan. Di minangkabau sendiri supaya seseorang tidak merasa tersinggung dalam berbicara ada aturan aturannya. Aturan tersebut adalah kato nan ampek yaitu aturan dalam berkomunikasi bagi orang orang Minangkabau. Yang termasuk kato nan ampek ini adalah kato mandaki, kato manurun, kato mandata, dan kato malereang.

Pertama adalah kato mandaki. Kato mandaki adalah cara berkata kepada seseorang yang lebih tua dari kita atau seseorang yang dituakan seperti bapak, ibu, kakek, nenek, guru. Kita harus menghormati orang orang yang lebih tua atau dituakan melalui perkataan dan perbuatan kita dalam kehidupan sehari hari dan ketika berbicara harus menggunakan kata kata yang kemah lembut. Contoh kato mandaki adalah:

*menyapa orang tua laki laki dengan sebutan ayah, bapak, papa, abi, dan lain sebagainya
*menyapa orang tua laki laki dngan sebutan ibu, amak, mama, umi, dan sebagainya
*menyapa kakak perempuan dengan sebutan kakak, uni, dan sebagainya
*menyapa kakak laki laki dengan sebutan abang, uda, ajo, dan sebagainya
*menyapa saudara perempuan dari ayah dengan sebutan etek, mak uwo, dan sebgainya
*menyapa saudara laki laki dari ibu dengan sebutan acik, mak etek, uncu, mak adang, dan sebagainya

Kedua adalah kato manurun. Kato manurun adalah cara berkata atau berbuat kepada seseorang yang kebih muda dari kita seperti seperti berbicara kepda adik kita. Berbicara dalam kato manurun tidak boleh berkata kasar, menghardik, mencaci maki yang lebih muda dari kita apalagi didepan umum. Adat minangkabau mengatakan elok nagari dek nan tuo, rancak tapian dek nan mudo artinya yang tua harus membimbing yang muda agar bisa bersikap baik kedepannya. Kato manurun ini biasanya mengandung nasehat atau pembelajaran pembelajaran. Contoh kato manurun adalah:

*pembicaraan dari orang tua kepada anaknya
*pembicaraan dari kakak atau abang kepada adiknya
*pembicaraan dari guru kepada muridnya
*pembicaraan antara mamak dengan kemenakan

ketiga adalah kato malereang. Kato malereang digunakan terhadap orang yang memiliki hubungan kekerabatan seperti urang sumando, ninik mamak, minantu, mertua, ipar, bisan, dan sebagainya. Kato malereang ini biasanya banyak menggunakan kata kata kias dan perumpamaan atau tidak disampaikan secara langsung karna bahasa ini digunakan kepada orang yang disegani atau dihormati secara adat diMinangkabau. Kato malereang ini biasanya disampaikan dalam bentuk pepatah, petitih, ungkapan, dan sebagainya.

Keempat adalah kato mandata. Kato mandata adalah sopan santun dalam berkata atau berbuat terhadap teman sebaya. Kato mandata adalah bahasa yang diguanakan ketika bergaul dan berbicara kepada seseorang yang umurnya sama dengan kita. Saling menghargai dan ,menghormati harus diterapkan ketika bergaul dengan teman sebaya, kita harus berhati hati ketika berbicara ketika berbicara dengan teman sama besar jangan terlalu berlebihan agar tidak terjadi perselisihan. Contoh kato mandata adalah bahasa yang dipakai ketoka berbicara dengan teman sama besar, teman sekelas, dan teman sepermainan.

Saat ini masih banyak orang Minang terutama remaja remaja sekarang yang sudah tidak menerapkan lagi kato nan ampek dalam kehidupan seharu hari seperti kato mandaki, saat ini banyak orang ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan disamakan seperti berbicara dengan teman sebaya. Seharusnya kita semua bisa menerapkan kato nan ampek ini dalam kehidupan sehari hari. Pepatah mengatakan nan kuriak iyolah kundi, nan nan merah iyolah sago, nan baiak iyolah budi, nan indah iyolah baso maksudnya yang paling berharga dalam kehidupan bergaul adalah budi pekerti yang baik serta sopan santun. Jadi, kita harus bisa mengamlkan kato nan ampek dalam kehidupan sehari hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun