Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Kenali Candi-candi yang Ada di Sumatra

16 Oktober 2019   19:01 Diperbarui: 25 Mei 2022   22:39 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Bahal I di Padang Lawas Utara, Sumatra. Sumber: https://daerah.sindonews.com

Sumatra, bukan hanya terkenal dengan perkebunan sawit dan karetnya, juga bukan hanya dari hasil buminya yang kaya. Akan tetapi, juga menyimpan banyak situs purbakala termasuk candi-candi dari masa Hindu-Buddha. Meskipun jumlahnya lebih sedikit dari candi yang ada di Pulau Jawa, serta kemegahannya yang kalah dibandingkan dengan Borobudur dan Prambanan. Namun, candi-candi di Sumatra ini memiliki kekhasan yang tidak dijumpai di tempat lain dan menyimpan bukti peradaban Hindu-Buddha yang sangat penting di Sumatra.

Kata "candi" sendiri diserap dari bahasa Sanskerta yakni Candika merujuk kepada salah satu nama dewa yang merupakan perwujudan Dewi Durga. Secara arkeologi, Candi didefinisikan sebagai kuil atau bangunan tempat peribadatan dari masa Hindu-Buddha. Akan tetapi, candi dalam pengertian umum di Indonesia merujuk kepada semua bangunan yang berasal dari masa Hindu-Budha baik kuil, pendopo, gapura, pentirtaan/pemandian dan lain sebagainya. 

Pembangunan dan pemilihan lokasi pendirian Candi tidaklah sembarangan. Candi-candi Hindu misalnya dibangun dengan merujuk pada kitab Manasara-silpasastra. Mereka dibangun dengan arsitektur menyerupai gunung Mahameru sesuai  dengan konsep kosmologi Hindu. Selain itu, lokasi pendirian candi berada di dekat sumber air utamanya di pertemuan dua sungai.

Candi-candi di Jawa sebagian besar dibangun dari batu andesit dan diberi relief yang sangat indah. Sementara candi-candi di Sumatra, tidak dijumpai bangunan candi dari andesit melainkan terbuat dari bata. Candi-candi di Jawa kebanyakan bercorak Hindu, sementara candi di Sumatra kebanyakan bercorak Buddha. Di Jawa, candi juga ditemukan di Dataran Tinggi, sementara di Sumatra candi hanya ditemukan di dataran Rendah terutama di pinggir aliran Sungai Besar.

Berikut candi-candi yang ada di Sumatra:

1. Kompleks Percandian Padang Lawas

Kompleks Percandian Padang Lawas berlokasi di Desa Bahal, Kec. Padang Bolak, Kab. Padang Lawas, Sumatra Utara. Di dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan candi yang biasa disebut sebagai Biaro dalam bahasa setempat. Candi-candi ini dibangun di antara Sungai Barumun dan Batangpane. Menurut peneliti, candi-candi di dalam kompleks Percandian Padang Lawas  diduga dibangun sekitar abad ke-11 M, pada zaman Sriwijaya. Lebih lanjut dikatakan bahwa candi-candi tersebut secara umum bercorak Buddha aliran Vajrayana meskipun juga ditemukan yang bercorak Hindu. 

Di antara bangunan candi di dalam kompleks percandian Padang Lawas adalah; (1)Candi Biaro Bahal atau Candi Portibi di dalamnya terdapat tiga bangunan Candi yakni Bahal I, Bahal II dan Bahal III, Candi Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi Nagasaribu.

Dari sekian banyak candi dalam kompleks ini,  yang paling terkenal dan menarik adalah Candi Biaro Bahal. Pasalnya, candi Bahal dibangun dengan arsitektur yang megah. Bentuknya memiliki kemiripan dengan candi Jabung di Jawa Timur dengan atap yang membentuk Stupa. Keunikan pada Candi Biaro Bahal ini adalah relief pada bagian kaki bangunan Bahal I. 

Relief Yaksa di Candi Bahal I. Sumber: sindonews.com
Relief Yaksa di Candi Bahal I. Sumber: sindonews.com

Relief tersebut menggambarkan perwujudan Yaksa (Raksasa semi-Dewa) yang sedang menari dengan wajah seram dan deretan gigi taring yang menonjol. Padahal Yaksa dalam konsep Buddha bukanlah sosok yang menyeramkan. Tampaknya, wajah seram Yaksa tersebut dikarenakan mereka sedang menggunakan topeng hewani yang lazim dikenakan pendeta Buddha di Tibet saat melakukan Upacara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun