Mohon tunggu...
Hafidz DwiKurniawan
Hafidz DwiKurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - hanya untuk tugas

hanya untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Iklim dan Dampaknya Bagi Politik Globak

18 Januari 2022   15:06 Diperbarui: 18 Januari 2022   15:14 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Dampak pemanasan dunia dan perubahan iklim sudah merambah di daerah kita. Curah hujan tidak beraturan dan bila turun pada volume yang sangat besar, diselingi menggunakan tiupan angin kencang menerpa bagian terbesar daerah Indonesia selama 3 bulan terakhir ini. Fenomena tadi memicu terjadinya bala lingkungan misalnya banjir pada sepanjang DAS Bengawasan Solo, pantura Jawa dan beberapa wilayah langganan banjir pada Jakarta. Banjir dan tanah longsor memang jua dipicu dengan menurunnya daya dukung lingkungan lantaran penggundulan hutan, alih fungsi tanah dan berkurangnya kapasitas sungai lantaran sedimentasi dan penumpukan sampah. Perubahan iklim memang sudah kita lewati pada beberapa tahun terakhir ini. Di samping kenyataan di atas, waktu kering selalu tiba ketika panas sangat menyengat yang memicu terjadinya kekeringan.

Yang disebabkan perubahan iklim tidak hanya terjadi di Indonesia namun hampir semua masyarakat bumi. Kyoto, kota para pemimpin global dalam tahun 1997 bersama-sama menyepakati mengurangi emisi CO2, tidak luput dengan impact perubahan iklim global. Pertengahan Maret yang normalnya telah mulai musim semi, tetapi saat cuaca dingin menggunakan temperatur dua derajat celcius terasa menusuk tulang dan pada beberapa sudut kota diwarnai menggunakan percikan salju. Di Amerika Serikat, sebuah majalah sport terkemuka menampilkan cover depan seseorang peragawati mengenakan swimsuit kegerahan yang terjadi di lapangan olah raga. Sang peraga agaknya sedang mengingatkan jika perubahan iklim membawa konsekuensi kepada jadwal aktivitas olah raga pada negara Amerika Serikat. Peluncuran film dokumenter berjudul an inconvenient truth (kebenaran yang tidak menyenangkan) yang menyabet tiga piala oscar menandai keprihatinan terhadap perubahan iklim global. Dari Eropa, negeri Belanda pula masih mengalami percikan salju pada bulan Februari dan suhu berada dibawah nol derajat. Suatu syarat iklim yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

PEMBAHASAN

Partai Liberal lebih setuju dengan penggunaan bahan bakar fosil terutama karena Australia merupakan negara yang sangat kaya akan batu bara, sebaliknya Partai Liberal lebih cenderung  mendesak perubahan Australia dalam penggunaan bahan bakar fosil. karena Australia juga memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah seperti sinar matahari dan angin.

Amerika Serikat adalah negara lain yang mengalami politisasi dan perpecahan dalam isu perubahan iklim. Amerika Serikat juga menjadi korban kebakaran hutan dan lahan yang cukup serius yang selalu terjadi setiap tahun di negara bagian California. Partai Republik umumnya tidak menunjukkan minat pada pentingnya masalah perubahan iklim, yang digarisbawahi oleh pernyataan Presiden Trump yang menyebut perubahan iklim sebagai tipuan dan ingin menarik  AS keluar dari kesepakatan Paris.

Trump mengatakan kebijakan pengurangan emisi mahal dan didasarkan pada keinginannya untuk memajukan industri batu bara Amerika, yang menyaingi gas alam, sementara Partai Demokrat mengambil sikap mendukung isu perubahan iklim  sebagai kunci politik presiden dan kongres, seperti yang ditunjukkan menurut survei Pew Research Center 2018. Isu lingkungan dibagi berdasarkan afiliasi politik.

Meskipun dalam Perjanjian Paris, negara-negara telah berkomitmen untuk Kontribusi Nasional untuk Determinasi (NDC), mereka tidak akan dapat menghindari kenaikan suhu, tambah Menteri Keuangan. NDC berkomitmen untuk menurunkan karbon CO2 emissionnya 29% jika menggunakan upaya dan resources sendiri, atau penurunannya bisa lebih ambisius ke 41% apabila mendapatkan dukungan dari internasional.

KESIMPULAN

Perubahan iklim adalah  masalah di setiap negara  karena  emisi  sering berpengaruh ke negara lain serta  lingkungan global, sehingga  masalah dari luar internasional  muncul yang hanya bisa diselesaikan  dengan kesepakatan sukarela  antara  negara berdaulat. paling  merusak lingkungan   harus memimpin dalam membentuk kerjasama  untuk mempercepat pengurangan emisi karbon . Upaya seperti ini  telah dilakukan   bentuk keadilan   untuk negara berkembang yang  menderita dampak perubahan iklim  bahkan lebih parah .Sebagai negara  terpengaruh dan pada saat yang sama, anggota  G20, Indonesia dapat memulai  negara G20 untuk memulai   emisi karbon yang berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun